Pendatang Baru Serbu Jakarta, Ahok: Jangan Tinggal di Pinggir Sungai

5
86

Ahok.Org – Jumlah pendatang baru yang menyerbu Jakarta pasca Lebaran diperkirakan sampai 68 ribu orang. Apa tanggapan pemerintah provinsi DKI Jakarta soal serbuan pendatang baru tersebut?

“Saya kira Jakarta terbuka, siapapun boleh datang. Kita ambil contoh sederhana saja, pembantu rumah tangga saja pulang kampung, ibu-ibu pesan, “kalau ada yang mau kerja, diajak ya”. Bener ga?,” kata Ahok di Balai Kota, Jakpus, Senin (4/8/2014).

Menurut Ahok boleh saja jika pendatang baru yang akan mencari nafkah di Jakarta bekerja sebagai PRT karena masih ditampung oleh calon majikannya. Beda halnya jika pendatang tersebut adalah calon pekerja di pabrik.

“Yang paling repot itu pabrik-pabrik karena merekrut tenaga kerja muda supaya bisa dibayar murah. Itu yang saya larang, dan biasanya mereka tidak menyediakan tempat tinggal, mereka terpaksa tinggal di pinggir-pinggir sungai itu. Nah ini yang bahaya, kita mau dorong pabrik itu keluar dari Jakarta,” kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Lebih lanjut Ahok juga tak masalah jika pendatang baru itu bertujuan untuk wisata ataupun ingin mencari peruntungan di Ibukota. Namun ia menegaskan akan tetap melakukan bina kependudukan dan memberantas kawasan kumuh.

“Boleh saja orang yang datang untuk mengadu nasib. Kalau kamu bisa berhasil kita kasih tinggal, kalau nggak kamu mesti pulang kampung juga. Nah caranya gimana? Ya jangan ada kawasan kumuh, semua yang tinggal di pinggir kereta, pinggir sungai, di kolong tol mesti kita bongkar semua, seperti itu,” ujar Ahok. [Detikcom]

5 COMMENTS

  1. Catatan saja Pak, tolong di monitor hasil kerja Lurah dan Camat yang jadi manager di wilayah masing-masing…Karena hasil pekerjaan mereka bukan dalam bentuk produk (yang bisa dihitung berapa hasilnya), perlu pihak Pemda menentukan parameter keberhasilan para “manager” tersebut. Contoh :
    – berkurangnya kawasan kumuh dari 10 titik jadi 6 titik
    – berkurangnya PKL liar diwilayah masing-masing
    – jalanan berlubang sudah Zero, tapi banyak sudah jadi kubangan
    – lingkungan jadi tambah ASRI sekian titik
    – dst .. dst

    Mudah-mudahan dengan adanya parameter yang Baku tersebut, pihak Pemprov lebih mudah meningkatkan kualitas dari para Manager tersebut dengan “tantangan” yang baru atau kenaikan indeks parameter …contoh kalau indikator Lurah- Camat di suatu tempat sudah di Posisi “6” misalnya, kan Bapak tinggal minta tahun depan tantangannya harus “8” dan rewardnya .. ini..ini..biar pada semangat atau ada item yang baru untuk dikerjakan, sesuai program kerja Bapak …Salam…Go..JB

  2. Jangan ada kawasan kumuh, semua yang tinggal di pinggir kereta, pinggir sungai, di kolong tol mesti kita bongkar semua, ia itu saya setuju tapi setelah dibongkar harus ada kelanjutannya jangan dibiarkan begitu saja kalau mau dibangun taman yang segera mungkin dibangun taman atau yang lainnya karena seperti yang sudah-sudah setelah dibongkar dibiarkan begitu saja lama kelamaan ditempat in kembali olah orang yang sebelumnya tinggal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here