Selain BBG, Bajaj Listrik Dipertimbangkan Untuk Ganti Bajaj 2-tak

0
81

Ahok.Org – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan revitalisasi bajaj mesin dua tak yang ada di Jakarta dengan bajaj berbahan bakar gas (BBG) dan bajaj listrik. Revitalisasi tersebut diharapkan dapat segera dimulai pada tahun ini.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan peremajaan bajaj dua tak tersebut disebabkan polusi udara dan suara yang dihasilkan bajaj yang berwarna oranye itu. Selain itu, bahan bakar yang digunakan bajaj tersebut, termasuk pemeliharaannya cukup mahal.

“Bajaj dua tak yang ada di Jakarta sekitar 14.000. Keberadaannya menimbulkan polusi udara dan suara. Cost-nya terlalu mahal. Makanya kita ingin ada peremajaan,” kata Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (7/1).

Dia sendiri menilai revitalisasi bajaj mesin dua tak ke bajaj BBG selama ini belum berhasil. Diduga terjadinya monopoli dalam penukaran bajaj mesin dua tak ke bajaj BBG. Apalagi harga bajaj BBG cukup mahal dibandingkan bajaj mesindua tak. Harga bajaj dua tak sebesar Rp 50 juta per unit, sedangkan harga bajaj BBG bisa mencapai Rp 80 hingga 90 juta per unit.

“Dulu tendernya juga sepertinya ada monopoli. Saat yang punya bajaj mesin dua tak mau tukar ke BBG. Makanya sekarang, silakan mereka beli bajaj gas atau listrik sendiri. Bajaj listrik harganya sekitar Rp 40 juta per unit. Atau menunjukkan bajaj lama, nanti kami tukar dengan bajaj baru atau izin baru. Bajaj lama kita hancurkan saja,” terangnya.

Kalau semua bajaj dua tak sudah berganti dengan bajaj listrik, mantan Bupati Belitung Timur ini berjanji akan menyiapkan fasilitas charger listrik di setiap kantor pemerintahan. Seperti kantor kelurahan dan kecamatan. Sehingga bajaj listrik bisa dengan mudah mengisi energi listrik untuk mengoperasikan kendaraannya.

Kemudian, bajaj listrik tersebut bisa menjadi milik sopir bajaj selama dua tahun dengan menyetor uang sebesar Rp 200.000 per hari.

“Kira-kira mereka sehari setor Rp 200.000 selama 12 tahun, maka bajaj jadi milik mereka. Itu tak ada subsidi, bajak listrik itu kami kasih saja,” ujarnya.

Selain itu, mantan anggota DPR RI ini menginginkan seluruh bajaj-bajaj tersebut harus bergabung dalam sebuah koperasi atau komunitas bajaj. Sehingga keberadaan bajaj listrik atau BBG tersebut terdaftar resmi beserta dengan identitas sopir.

“Bajaj-bajaj harus tergabung dalam sebuah koperasi atau angkutan dalam komunitas agar jelas,” kata Basuki. [Beritasatu.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here