Pagi-pagi, BTP Didatangi Warga Minta Rusun

1
50

Ahok.Org – Pagi ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama didatangi tujuh warga Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Warga tersebut menanyakan ketersediaan rusun untuk mereka yang dinilai kurang.

Mereka mengatakan, sebanyak 113 rumah di Pinangsia akan digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Akan tetapi, ketika mereka melakukan konfirmasi kepada pihak kelurahan, jumlah rusun yang tersedia hanya 50 unit. Mereka mengadukan hal itu kepada Basuki atau Ahok.

“Ini strategi kita sekarang, saya enggak tahu di lapangan seperti apa, kita enggak mau lagi 113 unit kasih 113. Karena kita temukan di lapangan itu hampir setengahnya nyewa, bukan pemilik,” ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (20/2/2015).

Ahok mengatakan, warga yang meributkan hal itu sebenarnya memiliki dua hingga tiga unit rumah. Kemudian, menyewakannya kepada orang lain. Untuk warga seperti ini, kata Ahok, hanya berhak mendapat satu unit rusun saja.

Ahok mengatakan, dia sangat tegas mengenai hal ini. Dia juga mengingatkan, sebenarnya warga bisa digugat karena menyewakan lahan milik pemerintah. “Pelanggaran itu bisa kami gugat. Nyewain pajak kalau saya tindak dengan pencucian uang, anda bangkrut,” ujar Ahok.

“Sekarang rata-rata yang ribut dengan saya adalah pemilik lahan yang nyewain ke orang, makanya pakai pengacara semua,” tambah Ahok.

Meski geram, Ahok tetap memberi jaminan satu unit rusun kepada warga DKI Jakarta yang memang tinggal di lokasi penggusuran. Asalkan, terbukti memiliki KTP DKI Jakarta. Bagi pemilik lahan yang menyewakan lahannya, padahal memiliki rumah di tempat lain, tetap mendapat satu unit.

“Begitu cek, Anda kaya, punya dua atau tiga unit, (tetap dapat rusun) satu unit, enggak ada urusan,” ujar Ahok. Mendengar hal itu, warga hanya bisa pasrah. [Kompas.com]

Saya Orang Tua, Enggak Mungkin Nyusahin Anak

Warga Kelurahan Pinangsia, Jakarta Barat, mengutarakan, kekhawatiran mereka soal penggusuran lahan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Pasalnya, mereka khawatir masalah relokasi rusunawa yang belum jelas membuat warga yang akan digusur menjadi terlantar.

Mendengar hal ini, Basuki atau Ahok menjamin bahwa warga tidak akan terlantar. Dia mengaku telah memiliki perhitungan yang matang dan juga strategi.

“Lu jalanin aja. Saya orang tua enggak mungkin nyusahin anak, kok. Tapi saya tidak mau anak bajingan, makan orang tua,” ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (20/2/2015).

Ahok bersikeras tidak akan menunda jadwal penggusuran. Dia mengaku sudah berpengalaman soal penggusuran warga. Jika penggusuran ditunda, kata Ahok, warga akan menyewakan rumah yang akan digusur itu kepada orang lain yang memiliki KTP DKI. Padahal, orang tersebut tidak tahu bahwa rumahnya akan digusur.

“Saya punya pembantu pernah ngalamin yang sama. Dia baru beli tanah yang mau digusur. Nah orang yang pemilik kios ini kan pengembang PKL nih, saya pengalaman sekali soal gusur menggusur sekarang. Apa yang dilakukan? Ya, sudah dia jual ke orang lain, orang beli, yang beli yang sial,” ujar Ahok.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertekad langsung melakukan penggusuran begitu rusun tersedia. Begitu ada yang tidak mendapat rusun, akan segera diurus dan diperiksa. Akan tetapi jika ada warga yang menyewakan lahan pemerintah, pasti akan ketahuan. Meskipun mereka menggunakan nama sanak saudara mereka. Sebab, untuk masuk ke rusun harus memiliki KTP DKI dan ATM Bank DKI. Jika memalsukan kartu tersebut, Ahok menjanjikan sanksi yang besar.

“Kalau anda memalsukan ini di Pramuka atau Senen, saya tidak menggugat anda karena memalsukan kartu rusun. Inget ya, itu penjaranya seminggu. Tapi saya akan menggugat anda memalsukan ATM Bank DKI. (Hukumannya) 12 tahun penjara,” ujar Ahok.

Dengan sikapnya yang seperti ini, Ahok tidak khawatir jika tidak dipilih menjadi gubernur lagi pada periode mendatang. Penggusuran, kata Ahok, harus tetap dilakukan. “Kalau kamu enggak gusur, mau berapa pun, berapa belas gubernur pun ini engga pernah beres,” ujar Ahok.

Warga yang mendengar penjelasan Ahok tidak dapat membalas banyak. Sebab, Ahok sedang terburu-buru. Ahok meninggalkan mereka tanpa ada dialog lebih lanjut.

“Kalau yang dari kelurahan itu bawasannya relokasi rusunawa yang disediakan itu tidak menampung seluruh warga,” ujar salah seorang warga.

Ahok berjanji akan memeriksa kembali hal itu. Kemudian, warga pun pergi. [Kompas.com]

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here