Penjelasan BTP Soal "Marah Besar"

5
97

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan penyebab ia marah besar kepada warga hingga memukul mobil dinasnya, Rabu (18/2/2015) lalu. Menurut dia, seorang laki-laki bernama Khaerudin dan yang mengaku sebagai pengacara itulah yang menyebabkan emosinya meluap.

Basuki mengatakan, pengacara itu merupakan oknum yang memanfaatkan ketidakberdayaan seorang warga yang usianya paruh baya.

“Dia bukan warga, tapi pengacara yang mau memenangkan kasus tanah girik (tidak punya sertifikat) garapan orang. Pasti setelah itu, dia bagi hasil. Nenek yang saya salamin enggak buka mata, saking lemasnya, dia yang waris (lahan),” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Oknum pengacara itu, lanjut Basuki, Memanas-manasi sang nenek untuk merebut lahan yang kini sudah dibangun Rumah Sakit Puri Indah itu. Karena tidak memiliki data lengkap, sengketa lahan itu sudah kalah di pengadilan.

Kemudian, oknum pengacara itu memaksa Lurah dan Camat sekitar untuk memberi surat keterangan guna memperkuat klaim kepemilikan warga terhadap tanah itu di pengadilan. Setelah mendapat surat keterangan dari Lurah dan Camat, oknum pengacara itu baru dapat mengajukan perkara ke pengadilan.

“Ya, Lurah dan Camat kami enggak mau kasih dong, terus dia minta tolong sama saya dan dia ancam saya ‘kalau Bapak enggak mau paksa lurah dan camat untuk bertemu kami, saya taruh nenek di depan mobil bapak, biar kami mati’. Etis enggak dia ngomong begitu? Saya bukan marah sama warganya, tapi dia sudah kayak teroris, ya sudah saya lawan. Dia itu menyandera nenek-nenek yang sudah enggak mengerti apa-apa, supaya kami beri surat keterangan buat dia,” kata Basuki.

Sebelumnya, pada Rabu lalu, tepatnya sebelum Basuki blusukan bersama Presiden Joko Widodo, Basuki sempat membentak warga yang mengadu permasalahan padanya. Kemarahannya dipicu karena Khaerudin membawa seorang nenek berkursi roda yang disebut sebagai pewaris tanah itu. Khaerudin menempatkan sang nenek tepat di depan mobil dinas Basuki yang akan pergi. Kemudian dia meminta Basuki membubuhkan tanda tangan surat rekomendasi kepada lurah dan camat agar mengeluarkan surat keterangan kepemilikan lahan yang dimintanya.

Menurut Basuki, sengketa lahan itu bukanlah wewenang Pemprov DKI. Terlebih, Khaerudin terus membentak serta menunjuk-nunjuk Basuki. Kemudian Khaerudin pun akhirnya “dikunci” oleh ajudan Basuki dan diamankan ke pos Pamdal yang berada di gerbang Balai Kota. “Ahok Presiden, baru gue bisa selesaiin,” kata Basuki kepada Khaerudin. [Kompas.com]

5 COMMENTS

  1. Ini oknum pengacaranya si nenek kelakuannya 11-12 sama oknum pengacaranya ka em pe.. / ud pris.. / bee gee… itu tuh inisial RN, ES dan MI

    Banyak komen pembaca detik dan kompas yang menduga bahwa kejadian ini dibayar oleh musuh bebuyutan pak Ahok si FZ, MT dan AL untuk mengkudeta pak Ahok dari posisi Gubernur DKI dengan mencari-cari kesalahan pak Ahok.

    Istilah kerennya yaitu mengkriminalisasi.

    Rakyat menyarankan agar pak Ahok membawa lebih banyak body guard untuk mengantisipasi kejadian seperti ini di masa yang akan datang.

    • Betul Mas Muhammad, saya teringat kalau ribut antar kampung selalu gara-gara ribut antar orang mabok sebagai gara-gara jadi ribut antar kampung,kan nggak masuk akal, yg penting dicari-cari. Hati-hati pak Ahok, dia cari gara-gara. Hayo intel dan pengamanan harus kerja keras, selidiki dan amankan pak Ahok. Kelihatan dah mereka2 itu sudah tidak dapat titip program siluman kalau pake e-budgeting sama sekali, alias nol rupiah beneran, seribu rupiahpun kagak bisa, baik dari partai pemenang maupun oposisi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here