"DPRD Salah Baca Surat Mendagri"

7
98

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, pernyataan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi atas anggaran siluman kepada lima perusahaan BUMD DKI adalah pernyataan salah. Pasalnya, DPRD tidak membaca evaluasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara keseluruhan. 

“Itu dia salah sekali membaca surat Mendagri. Jadi, yang salah di mana, DPRD salah baca,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/3/2015).

Basuki menjelaskan, lima BUMD yang disebutkan oleh Prasetio merupakan BUMD yang pernah diberi penyertaan modal oleh Pemprov DKI. Lagi pula, lanjut dia, Pemprov DKI tidak memiliki saham mayoritas di sana dan tidak lagi memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) tahun ini.

Adapun lima BUMD DKI itu adalah PT Ratax Armada, PT Cemani Toka, PD Dharma Jaya, PT Grahasahari Surya Jaya, dan PT Rumah Sakit Haji Jakarta. Nilai-nilai yang disebutkan Prasetio yang tertulis di koreksi dokumen APBD 2015 itu merupakan nilai total kekayaan BUMD tersebut.

Prasetio sebelumnya menyebut Pemprov DKI mengusulkan pengajuan PMP kepada PD Dharma Jaya sebesar Rp 51.702.096.639, PT Ratax Armada sebesar Rp 5.500.000.000, PT Cemani Toka sebesar Rp 112.968.859.000, PT Grahasari Surya Jaya sebesar Rp 48.870.000.000, dan PT RS Haji Jakarta sebesar Rp 100.308.278.000.

“Contohnya total modal RS Haji sebesar Rp 100 miliar lebih. Pemprov DKI pernah menyetor Rp 52 miliar, bukan berarti tahun ini setor,” kata Basuki.

Tahun ini, lanjut dia, Pemprov DKI hanya memberi PMP kepada dua BUMD, yakni PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT MRT Jakarta.

“BUMD yang disetor hanya untuk PT MRT Jakarta Rp 4,6 triliun dan PT Transportasi Jakarta Rp 1 triliun untuk PSO (public service obligation) sama beli bus,” kata dia. [Kompas.com]

7 COMMENTS

  1. Disuatu desa ada kepala desa yang sangat berani, jujur, dan taat peraturan,, pada suatu hari ada seorang guru agama mendapat wangsit,, dimana sumur yang ada di tengah desa tidak boleh di minum mulai besok pagi, bila ada yang minum maka orang tersebut akan menjadi gila.. Maka kepala desa memberitahu kepada warga agar tidak minum air di sumur itu mulai besok, bila di minum maka akan jadi gila.. Tetapi semua warga tidak mendengar perintah kepala desa.. Bahkan mereka tetap minum air sumur tersebut.. Dan hanya kepala desa yang tidak minum.. keesokan paginya benar mereka menjadi gila.. Tetapi mereka bilang kepala desa yang gila.. Karena mereka warga sama, tetapi kepala desanya yang beda… Maka kepala desanya bingung, dan bertanya pada dirinya. Siapa sebenarnya yang gila.. Mereka warga yang minum air sumur atau dirinya yang tidak minum air tersebut.. Akhirnya kepala desa itu mengambil keputusan untuk minum agar tidak di bilang gila oleh semua warga yang minum. Supaya sama dengan mereka jadi tidak gila menurut warga ini… Semoga pak Ahok tidak melakukan seperti kepala desa ini… ‪#‎saveJakarta‬…..

  2. DPRD LAGI BINGUNG PAK CARI KESELAHAN, BIAR MEREKA DIANGAP BENER WKAKAKAKAKAK, PUSING DAH KATANYA LAWAN ORG BERSIH DI CARI CARI KESELAHAN, SAMPAI JADI BEGO TUH DPRD NYA WKAKKAKA, DPRD BANYAK DOSANYA UDAH PADA TAKUT DI PENJARA RAME RAME, UDAH DI SIAPIN TUH AMA PAK AHOK PENJUARA BUAT RAME RAME WKAKAKAKAKKAKA

  3. Ini dia ketahuanlah sudah yg tadinya cuma bisa baca pembukuannya sendiri, giliran pembukuannya DKI kepal pusing. Takutnya banyak di-hari2 yg akan datang akan mengunjungi dokter2 spesialist untuk persiapan diri masuk penjara. Lambat atau cepat pasti harus dipenjarakan. Mereka2 ini harus dimiskinkan dan dipaksa audit kekayaannya setiap waktu, juga kalau ada harta2 atas nama anggota keluarganya. Pakai akuntant kantor Internasional seperti PWC, EY, Deloit atau KPMG untuk mengaudit mereka.
    Akuntant kantor2 tsb punya bagian urusan forensic tata buku dan keuangan. Jadikan Jakarta/ DKI sbg rolmodel untuk semua pemda di Indonesia.

  4. Salah baca, salah ngomong, jd bahan fitnah kemana2….
    mesti nya langsung diralat lagi di publik..
    Coba baca di portal berita yg ada, berita ini jg gak di tarik, bias kemana2…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here