Basuki: Dari Dulu Saya Tidak Peduli WDP atau WTP

11
151
Gedung Balaikota Prov DKI Jakarta (foto Beritajakarta.com)

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak mau berspekulasi mengenai permasalahan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terkait dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diterima oleh DKI dalam laporan keuangan tahun anggaran 2014.

Hal tersebut, katanya, sudah biasa dan Basuki sedianya tidak mempermasalahkan opini WDP atau Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap DKI ini. Sebab yang menentukan dirinya jadi Gubernur atau tidak bukanlah BPK, tetapi warga DKI.

“Dari dulu saya tidak pernah peduli mau WDP, WTP, atau disclaimer, yang saya persoalkan adalah pembelian lahan yang Sumber Waras,” kata Basuki di Balai Kota, Kamis (9/7).

Karenanya, kata Basuki, pihaknya meminta BPK untuk mengaudit dengan menggunakan substansi, tidak hanya mengandalkan aturan atau prosedural. Melihat dari itu, ia pun tidak heran jika di Indonesia ada provinsi yang korupsi tetapi diberi opini WTP. Hal tersebut bisa terjadi karena BPK hanya menghitung secara prosedural saja.

“Itu yang saya protes. Ada daerah yang dulu WDP masalah aset, sampai sekarang belum diperbaiki tapi sudah WTP. DKI masalah aset begitu parah dikasih WTP dengan catatan-catatan waktu zaman Foke, sekarang kami berusaha perbaiki dikasih WDP. Ini kan aneh,” katanya.

Basuki juga tidak mengetahui apakah hal tersebut ada unsur politik atau tidak. Kendati beberapa keanehan pun dirasakannya dalam kesempatan kali ini, dimana saat paripurna penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI terhadap laporan keuangan DKI tahun anggaran 2014, Basuki tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato sebagaimana seharusnya.

Padahal di tahun-tahun sebelumnya, Gubernur selalu diberi kesempatan untuk berpidato meskipun hanya sekedar mengucapkan terima kasih. Selain itu, saat paripurna juga Basuki mengaku tidak menerima salinan laporan tersebut dan hanya diberikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) saja. Basuki juga membandingkan DKI dengan Sumatera Utara dimana saat itu Sumatera Utara mendapat opini WTP tetapi sebenarnya permasalahan di sana juga banyak.

“Kita buka-bukaan saja, audit secara terbuka. Cuma saya tidak mau teruskan saja, kira-kira BPK mengerti lah orang dalam. Semua juga mengerti kok BPK kayak apa,” katanya.

Basuki juga menyetujui rencana DPRD yang akan membentuk panitia kerja untuk memeriksa kembali temuan-temuan yang ditemukan BPK. Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan mengingat DKI sudah banyak kehilangan aset karena pengawasan yang lemah. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]

11 COMMENTS

  1. Aq ora mudeng, di Belitung WDP jd disclaimer, maksudnya apa ini? Aq ngertinya begini, klo ada suatu ‘report’ dan ada ‘disclaimer’-nya artinya si pembuat report melepaskan semua tanggung jawabnya atas report tsb., tdk bisa dituntut. [disclaimer = without responsibility]. Bgmn klo BPK menjadikan WDP jd disclaimer? Mau melepaskan tanggung jawabnya? Tlg klo ada yg bisa menerangkan…

  2. Percuma pak Ahok, kerjasama dgn BPK buat berantas korupsi, malah koruptornya yg ditutup2in kasusnya dan dilindungi spy nga kebongkar kasus korupsinya. BPK itu ibarat musuh dlm selimut, statusnya aja pemeriksa keuangan tp dibaliknya bersembunyi koruptor jg yg dpt setoran.
    Bukti2nya BPK tdk bs dipercaya :
    1. Zaman om foke dikasih WTP walau terdapat banyak temuan2 nga wajar, sdh ganti gubernur yg mau melakukan perbaikan malah dikasih WDP, ini bs diperdebatkan kl mereka pejabat jantan.
    2. Tdk diberi kesempatan utk memberi pidato penjelasan jg bs diperdebatkan krn gub2 sebelumnya berhak utk diberi pidato penjelasan, kl diatur undang2 gub memiliki hak utk memberi penjelasan atas opini BPK tsb, maka bdn tsb bs digugat ke pengadilan krn sdh memperkosa hak2 seorang gubernur.

  3. Pimpinan BPK kok eks anggota DPR dan Parpol. Ya jelas masih terbawa sifat dan bawaan sebagai politisinya.

    Seharusnya rekrutment pimpinan BPK dibuat terbatas dan hanya dikhususkan kepada profesional auditor swasta yg boleh ikut. Sehingga kualitas, integritas dan keprofesionalitasnya jelas.

  4. bubarin aja BPK tidak ada kerjanya hanya nyuruh auditor swasta habis uang negara gaji pegawai BPK belum suap dari kepala daerah agar opininya baik padahal hancur. ayo buka hak angket untuk membubarkan BPK

  5. KALO ENGGA PEDULI WDP ATAU WTP…NGAPAIN ENTE CARI SENSASI NGAMUK2 KE MEDIA TTG WDP DARI BPK…DASAR ENTE MENCLA MENCLE…BURUK MUKA CERMIN DIBELAH…SEBAIKNYA ENGGA USAH BANYAK OMONG…TUNJUKIN AJA KERJA ENTE…TAPI KALO ENGGA SALAH SAMPE SEKARANG KERJA ENTE BELUM ADA YG BISA DITUNJUKIN KE WARGA DKI….WKWKWKWKWK.

    • Ziff, ziff kalau lihat Jakarta jangan pakai sedotan, jadi gak kelihatan. Mau tahu kemajuan Jakarta? Nih saya kasih sebagian: normalisasi sungai2, pembersihan sungai2 setiap hari, buat jalan inspeksi, taman2 yg ramah anak2, penambahan bus2 baru, walaupun masih sedikit tapi terus ditambahkan, KJP & KJS semakin tertib, penambahan bus wisata dari CSR, 30 bus baru dari CSR, banyak truk dan motor sampah juga dari CSR, rusunawa terus bertambah dan semakin tertib, PTSP semakin baik, lurah & camat bekerja semakin baik, peningkatan status puskesmas kecamatan menjadi RS, dlsb. Saya harap warga Jakarta semakin melek lihatnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here