Memasuki Musim Hujan, Ahok Ingatkan Warga Jangan Buang Sampah Sembarangan

5
140
Basuki T. Purnama di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur - Foto Aditya Fajar/Detik.com

Ahok – Memasuki musim penghujan, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengingatkan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ahok juga mengingatkan masyarakat untuk ikut menyukseskan program 5 tertib.

“Minimal gini, kalau ngga bisa pungut sampah di jalan, ya jangan buang sampah ke jalan. Karena akan merepotkan PPSU (Pekerja Prasarana Sarana Umum) jadi masyarakat jangan buang sampah,” ujar Ahok dalam sambutan pembukaan gelar musyawarah tokoh Hindu provinsi DKI Jakarta dalam Lokasabha ke VI di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jl Daksinapati, Jakarta Timur, Sabtu (14/11/2015).

Ahok mengimbau masyarakat juga membantu program 5 tertib Pemprov DKI. 5 tertib itu yakni tertib buang sampah, tertib hunian, tertib lalu lintas, tertib PKL dan tertib berunjuk rasa.

“Ada baiknya setiap umat beragama, ikut mendorong kami di Jakarta. Boleh demo tapi perlu diingat juga jangan ganggu hak orang lain, bikin macet, bikin gaduh,” imbaunya.

Ahok memastikan sejumlah pompa di wilayah Jakarta berfungsi normal termasuk di Semanggi dan Dukuh Atas. Meski ada ketinggian air, namun dipastikan dapat surut dengan cepat.

“Pompa Semanggi sudah saya pastikan aman, kenapa? Karena dulu di Semanggi-Atmajaya itu kalau hujan sedikit pasti banjir. Hari pertama hujan kecolongan di Dukuh atas, ternyata satu mesin pompa itu ngga otomatis hidup, karena ada yang mengganjal meski surutnya cepat. Tapi 90 menit tergenang banjir setinggi 1 meter,” papar ahok.

Ahok mengatakan sempat terjadi kemacetan di sekitar Semanggi tadi malam usai hujan deras. Ahok langsung mengecek apakah kemacetan itu disebabkan oleh timbulnya genangan air akibat hujan deras.

“Saya suruh cek, pompa beres, Atmajaya tenggelam ternyata enggak. Pas saya cek ternyata di depan pintu gerbang satu semanggi ada genangan air setinggi 40 cm. Saya pikir pasti ada sesuatu yang salah, ternyata benar, ada pipa paralon sama kabel fiber optik menghalangi pintu tali air, hampir setengahnya, jadi debit air yang keluar sedikit, ini yang tidak tertib,” jelasnya.

Ahok juga berbicara soal kebebasan dalam hidup. Meski begitu, bebas juga harus dengan aturan dan tertib.

“Kita ini manusia bebas, bebas yang ada aturannya. Ikan mas bisa bebas berenang selama di air, bebas sesungguhnya tapi jangan kepikiran untuk hal yang lain, kalau ikan mas sudah bebas berenang di aquarium pas pengen loncat keluar, makanya selesai hidupnya,” ungkap Ahok.

Dalam kesempatan ini juga Ahok menyempatkan diri untuk memukul gong tanda dibukanya Lokasabha ke VI. Ia pun tak lupa menitipkan doa untuk kesejahteraan semua orang umat beragama.

“Kesejahteraan semua orang, damai kepada mausia bahkan dengan alam,” pungkas Ahok. [Detik.com]

5 COMMENTS

    • Pemberitaan di Berita Jakarta itu salah atau betul tentang tema Pak Sekda yang berkabung, ayah beliau atau kakek beliau (80 tahun usianya). Ini juga tidak pernah ada yang benar wartawan itu tvone tidak berita jakarta tidak kompas tidak metro apa kabar. Ini langka akan profesionalisme atau kehandalan? Indonesia belum pernah tepat gitu loh. Semua itu serba kilat cepat instant dan tenut saja salah. Tolong Om Sak dicheck mungkin pembaca yang salah.

  1. Coba Gubernur DKI Jakarta gandeng lembaga keagamaan seperti MUI, NU, dan Muhammadiyah untuk sosialisasikan program ini; “Kebersihan adalah sebagian dari Iman”, semoga berhasil menghimbau warga yg soleh…

  2. Masak Pak Gubernurnya harus sampe detail ngecek titik2 simpul genangan air, penyebab dan gimana solusinya…… petugas lapangan lah yg harusnya cek lapangan selalu dan kasih info ke atasannya atw ke pak Gub. Pak Gub langsung croos check di lapangan bener ga yg terjadi sesuai informasi temuan di lapangan…

    • Betul sekali, disatu sisi memang Gub satu ini tahu semua urusan operasional sangat baik dan sangat pragmatis tidak kajian oriented ibaratnya, tetapi kalau ada oknum macam PU Perairan seperti Tri Djoko itu yang memang dari dulunya biang kerok semua hambatan di bagian ini bukannya PakGub ini salah pilih, kan sudah diberitahukan waktu itu ini biang keroknya, mengapa cari masalah dan mengapa tidak dipecat? Tadi soal SEWA alat berat sekarang juga itu nelayan Muara Angke dan yang dibicarakan di rapat BPKRD itu sudah selalu diberitahukan mengapa tidak dijalankan padahalnya Tri Djoko ini kan juga dibawa ke Rotterdam kemarin ini.
      Pecat PakGub cepat pecat, kata Anda sendiri PakGub lebih baik salah memecat daripada membiarkan penyelewengan kerja, ayuh pecat, berani …
      Tolong Om Sak ini dilanjutkan ke biang kerok Tri Joko itu!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here