Basuki Ancang-ancang Beri Kejutan Awal Tahun

5
87

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengawali tahun baru ini dengan memberi kejutan kepada anak-anak buahnya.

Sama seperti tahun lalu, tahun baru ini diawalinya dengan merombak massal pegawai negeri sipil (PNS) DKI.

Ada pegawai yang dipromosikan, dimutasi, dan tak sedikit pula yang didemosi (penurunan pangkat) hingga dijadikan staf.

Basuki pun memberi wewenang penuh kepada pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta wali kota.

Mereka dituntut untuk memilih mana saja anak buahnya yang pantas dipromosikan, dimutasi, didemosi, hingga dijadikan staf.

Tujuannya ialah agar kinerja SKPD DKI lebih “kencang” melayani warga. Selain itu, cara tersebut diyakini Basuki dapat menguji keberanian para pimpinan SKPD mengganti anak-anak buahnya.

“Tetapi, kalau (pegawai yang dipilih kinerjanya) kurang kencang, pasti kepala dinas yang saya ganti. Tinggal pilih saja, kamu yang saya ganti atau kamu ganti orang,” kata Basuki.

Rencananya, perombakan massal pejabat DKI akan dilaksanakan pada Jumat (8/1/2016) esok.

Kemarin, Basuki juga sudah mulai memanggil para pimpinan SKPD DKI, seperti Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Yuli Hartono.

“Saya tanya sama dia, siapa (pegawai) yang mau didemosi atau siapa (pegawai) yang mau dia angkat. Saya kan mau ganti orang nih,” kata Basuki.

Copot pejabat Jakarta Pusat

Beberapa hari ini, Basuki kerap naik pitam atas kinerja Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Pusat serta Satpol PP Jakarta Pusat.

Hal ini karena maraknya parkir liar serta pedagang kaki lima (PKL) yang ada di wilayah pimpinan Mangara Pardede itu.

Bahkan, tak segan, Basuki menegaskan bakal mencopot jabatan Kepala Sudinhubtrans Jakarta Pusat Henry Perez Sitorus dan Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi.

“Sudin Pol PP termasuk Sudinhub (Jakarta Pusat) semuanya mau diganti besok. Masa mesti aku yang teriak setiap hari, masa mesti Gubernur yang jaga jalan, jaga parkir? Kan enggak lucu gitu lho, ngapain ada Satpol PP sama Dishub?” kata Basuki.

Perombakan lurah

Salah satu jabatan yang disoroti Basuki adalah jabatan lurah. November lalu, Basuki membuka seleksi untuk jabatan lurah. Semua staf bisa mengikuti seleksi lurah.

Basuki mengatakan, lurah merupakan manajer di tiap wilayah sehingga mereka harus bisa mengantisipasi terjadinya genangan, jalan rusak, dan lain-lain.

Pada Jumat (27/11/2015) lalu, Basuki bahkan sempat marah-marah dan membatalkan pelantikan lurah camat.

Saat itu, Basuki mengaku tidak pernah menginstruksikan perombakan jabatan lurah dan camat. Sebab, mereka akan diseleksi untuk perombakan pada Januari ini.

“Saya mau kontrol sampai ke eselon IV, enggak boleh satu nama pun lepas dari saya. Semua nama harus masuk ke meja saya. Sekarang kami justru sedang menyeleksi lurah dan camat untuk pelantikan kembali Januari,” kata Basuki saat itu.

Filosofi sepak bola 

Basuki mengaku memiliki strategi dalam merombak pejabat. Basuki mengibaratkan pengelolaan birokrasi di Pemrov DKI Jakarta dengan permainan sepak bola.

Selaku gubernur, Basuki seolah bertindak sebagai manajer klub.

Sementara itu, para eselon II atau kepala dinas bertindak sebagai pelatih, pejabat eselon III dan IV sebagai pemain, serta para staf sebagai pemain cadangan.

Kemudian, warga DKI Jakarta-lah yang diibaratkan sebagai pemilik klub.

“Kami menggunakan filosofi ini untuk mengganti pemain (memecat pegawai negeri sipil). Kalau pelatih (pejabat eselon II) tidak mau ganti pemain (pejabat eselon III dan IV), mau enggak mau saya sebagai manajer akan mengganti pelatih,” kata Basuki beberapa waktu lalu.

Jika ada ‘pemain’ yang mulai lambat ‘berlari’, maka ‘pemain cadangan’ akan mengganti posisi mereka. Begitu pula seterusnya. [Kompas.com]

5 COMMENTS

  1. Kriteria penjabat yg akan diganti sudah jelas dan terbuka, tinggal anda mau jalani dan sukses, atau anda dieliminir karena ketidak mampuan etos kerja….
    Ini adalah pilihan…

  2. Lanjutkan…..
    Bbrp hari lalu saya makan siang di Depot Surabaya yg di jl. Muwardi, Grogol Jakbar.
    Tukang parkirnya minta 3000, lalu saya nanya, bukannya 2rb, lalu dia jawab, kalo mau pakai karcis malah 5rb…
    aneh…. apakah parkir2 di daerah situ sdh masuk ke kas DKI blm?
    Jangan2 gajian pegawai parkirnya sdh dibayarin DKI, tapi hasilnya kebanyakan masih masuk kantong jukirnya…

  3. Betul untuk apa ada Satpol PP dan Dishub kalau semua Gubernurnya yang harus teriak dan membereskan, betul betul. Tetapi ya itu dasar tidak bisa kerja dari tahun lalu harus dipecat, seleksi terus Pak sampai terjadi yang namanya reformasi birokrasi: profesionil dan melayani rakyat sepenuhnya=civil servant. Kalau struktur ini berhasil dimapankan sampai 2017 minimal, maka terserah siapapun jadi Gub sudah berjalan sendiri karena struktur yang piawai menghasilkan sistim kerja yang piawai dan handal juga. Target ini politis kedepan penting sekali. Pokoknya 2 aspek diatas tidak boleh tidak, karena disini kunci keberhasilan dan transparansi. Sekarang dengan Om Basuki revolusi mental pokoknya, mau, kooperatif, kenceng, kreatif, ikut dibayar mahal lagi! Semangat baru juga mulai 2016!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here