Wagub Basuki Bentuk Komite Medis Awasi Kartu Sehat

4
76

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membentuk komite medis untuk mengawasi penggunaan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Hal ini disampaikannya seusai ia mengikuti rapat pimpinan bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI.

“Komite medis itu untuk memberi keputusan penggunaan KJS,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (25/2/2013).

Basuki menyatakan, komite medis itu dibentuk atas kerja sama Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Program Pendidikan Dokter Spesialis. Ia mengatakan, dokter-dokter yang bergabung dalam komite medis ini adalah dokter yang sanggup memberikan keputusan, sampai mana usahanya untuk dapat diobati melalui KJS.

“Jadi, dokter-dokter yang bisa menentukan. Kadang-kadang kan, misalnya orang sakit, dia butuh obat yang lebih mujarab supaya sembuh. Nah, sekarang Anda (dokter) kasih atau tidak, membutuhkan komite medis yang dapat memutuskannya ya atau tidak,” kata Basuki.

Selain itu, komite medis juga bertugas membuat keputusan perihal penggunaan platform pembayaran KJS. Jika pemilik KJS itu memang membutuhkan perawatan, maka ia akan diberi fasilitas sesuai dengan kebutuhan. Ketika seorang pasien divonis dokter tidak memiliki harapan hidup, misalnya, komite medis tersebut juga akan melihat kemajuan kesehatan pasien dalam jangka waktu tertentu sebelum memutuskan penghentian bantuan biaya lewat KJS.

“Ya, kadang masih dilematis, meski dokter sudah memutuskan bahwa pasien sudah tidak bisa diselamatkan,” kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Saat ini sudah ada nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) antara Pemprov DKI dan dokter serta pihak rumah sakit untuk membentuk komite medis. Anggota komite medis itu juga akan diberi gaji dari APBD DKI Jakarta. “Nanti kami gaji, sudah dianggarkan kok,” katanya.[Kompas.com]

4 COMMENTS

  1. berapa jumlah komisi-komisi,LSM-LSM, Yayasan, Ormas yg netek APBD DKI Jakarta, tolong dipasang dimari, jadi bisa dinilai masyarakat, ini memang bermanfaat untuk warga Jakarta, atau cuma akal-akalan bancakan anggaran versi lama???

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here