Sebelum Disuntik Modal, Jokowi Tanya Kesiapan Bank DKI

1
50

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) memanggil jajaran Direksi PT Bank DKI, Kamis (12/9). Pemanggilan ini dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan Bank DKI sebelum mendapat suntikan modal untuk memenuhi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR).

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengaku sangat berhati-hati dalam menyuntikan modal ke sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Berbagai aspek harus diperiksa, baik kesiapan BUMD serta kesiapan SDM-nya sendiri. “Kita mau nyuntik dana. Saya harus tahu juga kondisi dalamnya dong. Saya tanya detil sekali,” kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (12/9).

Dikatakan Jokowi, ada beberapa hal yang harus diketahui seperti laporan aset, dana dari pihak ketiga, sumber daya manusia di manajemennya, serta struktur organisasi Bank DKI. “Menganggarkan dalam APBD untuk suntikan penyertaan modal harus sangat hati-hati. Sehingga perlu saya panggil, agar bisa diketahui kesiapan mereka seperti apa,” ujarnya.

Diakui Jokowi, secara umum Bank DKI telah siap menerima kucuran modal dari pemerintah untuk pengembangan bisnisnya tersebut. Pihaknya pun berani memberikan suntikan modal yang jumlahnya besar jika dipastikan semuanya telah siap. Diperkirakan suntikan yang akan diberikan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

“Kalau bisa lebih besar, biar segera meloncat. Jangan sampai gagal ekspansi. Dulu kita problem di sini saat ekspansi ke syariah, gagal karena tergesa-gesa,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini Pemprov DKI Jakarta tengah mengajukan anggaran ke DPRD DKI Jakarta untuk suntikan modal kepada beberapa BUMD. Setidaknya ada tiga BUMD yang akan diberikan suntikan dana, yakni Bank DKI, PT Jakarta Propertindo, dan PT Pembangunan Jaya. Hingga saat ini pengajuan tersebut belum disetujui oleh DPRD DKI Jakarta.[Beritajakarta]

1 COMMENT

  1. Oh rupanya ‘mentri keuangannya’ (bendahara) pemda DKI emang DPRD toh… duit gak bakal keluar dari loket kas kalo gak baek2 ama bendaharanya 😀

    Sedikut usul pak Wi, kalo bisa nama “Bank DKI” diubah saja jadi “Bank Jakarta/Batavia”, mirip spt “Bank JaBar” di jawa barat – jaga2 kalo status “DKI” sudah tak disandang Jakarta lagi nanti klo jadi ibukotanya pindah.
    Klo nanti tinggal “DK” statusnya, ntar dikira pake plat nomer daerah laen…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here