Jokowi Minta Semua Anak Pindahan Waduk Ria Rio Bersekolah

5
94

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Kamis (3/10/2013) siang, meninjau kesiapan rumah susun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur, sebagai hunian baru bagi warga sekitar Waduk Ria Rio. Jokowi mengecek status anak-anak warga dalam mengurus kepindahan sekolahnya.

Dalam kunjungannya, Jokowi ditemani Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto dan Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI Yonathan Pasodung. Mereka tiba di Rusun Pinus Elok sekitar pukul 10.45 WIB. Jokowi berkeliling rusun dan menemui warga yang sudah mulai pindah dari rumah lama ke rusun tersebut.

Di sela-sela kunjungannya, Jokowi disalami oleh anak-anak warga. Bersamaan dengan itulah, Jokowi menanyakan apakah anak-anak tersebut sudah mengurus kepindahan sekolahnya atau belum. Jokowi mengatakan, ada beberapa anak yang meski sudah pindah ke rusun, tetapi belum mengurus kepindahan sekolahnya.

“Loh gimana ini, yang ini bilang sudah, yang ini bilang belum. Ya sudah, yang belum diurus (kepindahan sekolahnya), cepat diurus. Pokoknya semua harus sekolah, jangan enggak,” ujar Jokowi saat berbincang singkat dengan sekelompok anak.

Jokowi juga menyempatkan diri meninjau posko pendidikan di lantai dasar rusun. Posko tersebut didirikan oleh Dinas Pendidikan Jakarta sebagai tempat mengurus administrasi perpindahan siswa dari sekolah lama ke sekolah baru. Sudah ada 31 siswa SD yang mengurus kepindahan ke sekolah baru.

Para pelajar sekolah dasar akan dipindahkan ke salah satu dari 9 SD di dekat rusun. Untuk SMP, ada 7 orang yang akan disalurkan ke salah satu dari 10 SMP terdekat. Adapun siswa SMA baru dua orang yang akan disalurkan ke salah satu dari 12 SMA terdekat.

“Jaraknya setengah kilometer sampai dua kilometer, Pak, jadi aksesnya mudah bagi mereka,” ujar salah seorang petugas posko ke Jokowi.

Sejak pengundian warga Waduk Ria Rio beberapa waktu lalu, tercatat sudah 250 kepala keluarga yang pindah ke rusun dari total 300 kepala keluarga. Sisanya dipastikan akan menyusul beberapa hari ke depan.[Kompas.com]

5 COMMENTS

  1. Lain kali sebaiknya dapat laporan dulu dari bawahan, baru cek turun ke lapangan, dicocokkan. Kalau tidak sama pindahkan/pecat bawahan tsb.
    Kalau setiap tindakan/peristiwa yang paling atas (Gub) harus setiap kali turun tangan sampai ke detail, kapan masalah besar-besar bisa selesai.
    Saat ini memang kita membutuhkan orang seperti Bang Jokowi, tapi jangka panjang sebaiknya bawahan/staf yang bekerja/mengontrol.
    Memang kebiasaan laporan ABS (Asal Bapak Senang) masih subur di Indonesia, termasuk korupsinya.

    • lah ini kan dicontohin dulu ama gubernurnya selama hampir 1 tahun ternyata masih butuh gubernurnya turun yah turun donk gubernurnya masa di paksa duduk2 aja di kantor, ngapain di kantor rapat2 mulu kan ada ahok yg wakili, pak gubernur cukup tinjau lapangan alias sidak random biar pada selalu ingat kerja ntar 2-3 tahun kan jadi terbiasa kerja nya rajin semua

      • Ha3, jadi menurut Anda Ahok cuma duduk2 di kantor dan rapat2 melulu???
        Kalau manager yang benar, mengevaluasi laporan bawahan dan yang kritis/mencurigakan memang harus dicek di lapangan.
        Kalau jadi Presiden lalu turun keseluruh lapangan/proyek di seluruh Indonesia bagaimana bisa???

  2. …..trembelane….piye iki….yang punya anak kok nggak merasa menjadi orangtua…..
    kok ya njagake ndog’e blorok…..apa-apa maunya dibantu diurusin

  3. kombinasi kemiskinan dan kebodohan, gampang diprovokasi dan memang dikaruniai sifat malas dan lelet…harus diedukasi dan dibantu terus menerus, sudah ndakik didiemkan jadi orang susah, sampe ngurus anaknya sendiri aja mesti ditegor Gubernur dulu…..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here