Otot dan Keberanian Jadi Senjata Basuki Atasi Masalah Jakarta

2
75

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, permasalahan Jakarta sangat kompleks. Untuk mengatasi hal itu, pemimpin Ibu Kota harus tegas mengambil keputusan agar masalah tidak berlarut-larut.

Hal itu disampaikan oleh Basuki saat memberikan sambutannya di Rembuk Provinsi 2013, di Hotel Lumire, Jakarta (2/12/2013). Ia mengatakan, pemimpin Jakarta tidak dapat mengulur waktu untuk menyelesaikan masalah karena akan semakin rumit. Jika permasalahan itu diabaikan sementara saja, maka akan muncul permasalahan lain sehingga pemimpin dapat kehilangan kepercayaan dari warganya.

Oleh karena itu, Basuki mengatakan, pemimpin Jakarta harus dapat menghadapi sikap keras yang ditunjukkan oleh sebagian warganya. Diperlukan ketegasan untuk menghadapi warga dengan beragam akal dan pikiran.

“Kalau susun skripsi enak, dimolor-molorin tidak ada yang protes. Beda sama Jakarta. Makanya, yang dibutuhkan tinggal keberanian dan otot untuk menghadapi beragam warga,” kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Menurut Basuki, salah satu masalah utama Jakarta adalah pemimpin yang telah berpuluh tahun tidak mengeksekusi segala rencana yang ada. Proyek mass rapid transit (MRT), misalnya, telah dikonsepkan sejak 25 tahun lalu. Namun, belum ada pemimpin yang berani mengeksekusi dan merealisasikan program transportasi massal berbasis rel tersebut.[Kompas.com]

2 COMMENTS

  1. Setuju Pak…memang harus tegas…Warga Jakarta sudah puluhan tahun dibiarkan berlaku seenaknya….Hukum bisa dibeli kira-kira gitu slogannya..Perlu dukungan Horisontal dan vertikal buat Bapak2 berdua agar HUKUM dan keadilan dapat ditegakkan untuk semua masyarakat Jakarta…Saran saja Pak untuk dipertimbangkan…sebelum menjalankan program, mohon sosialisasikan secara luas maksud dan tujuan dari program tersebut, sasaran jangka panjang dan jangka pendek yang hendak dicapai….tindakan dan eksekusi apa saja yang akan dan perlu dilakukan agar program ini dapat terlaksana dengan baik, serta solusi yang Bapak sediakan bagi rakyat yang terkena imbas dari program kerja tersebut…sehingga dukungan dapat Bapak peroleh secara penuh…Salam…Go…JB

  2. Penghormatan dan apresiasi untuk Pak Wagub atas segala daya dan upayanya dalam membenahi kota Jakarta yang ruwet sebagai warisan dari para pendahulunya.

    Saya sebagai warga kota Jakarta pastinya sangat mencintai kepemimpinan model JOKOWI-AHOK — satu lembut dan mengayomi tanpa kehilangan ketegasannya, satu lainnya cenderung temperamental tapi terarah dan proporsional. Intinya, ini adalah model kepemimpinan kota Jakarta yang terintegrasi dan saling memberi warna perubahan bagi kehidupan kota Jakarta.

    Namun, sebagai wujud kecintaan kepada dua kepemimpinan kota Jakarta ini saya (baik dalam kapasitas sebagai warga kota Jakarta, sebagai Penanggung Jawab Desk Crisis Centre WALHI Jakarta, maupun sebagai Penanggung Jawab Inisiatif Warga Negara Indonesia untuk Penanggulangan Bahaya Salah Urus Negara) akan selalu mengawal setiap kebijakan terkait dengan kota Jakarta.

    Oleh karena terbatasnya waktu di acara “Rembuk Provinsi Tahun 2013” di Hotel Lumire (02/12/2013) maka ada banyak hal yang tidak dapat saya sampaikan di forum tersebut dan suatu saat akan saya sampaikan dalam format hasil investigasi sementara seperti sudah disarankan oleh Pak Wagub di acara tersebut.

    Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya sedikit pun kepada 2 kepemimpinan kota Jakarta (2012-2017) ini maka perlu saya sampaikan hal-hal sebagai berikut :

    1. Desk Crisis Centre WALHI Jakarta adalah instrumen pendukung institusi WALHI Jakarta yang bersifat khusus yang tidak pernah ada dalam periode kepengurusan WALHI Jakarta sebelumnya. Tugasnya : hampir mirip dengan 2 kepemimpinan kota Jakarta yang fenomenal ini yaitu membersihkan “perangkat kotor” yang ada dalam lingkup internal dan menjadi “keranjang sampah” persoalan sekaligus menjadi “mesin pengurai”-nya;

    2. Dalam menjalankan peran dan fungsi sosial-politiknya terkait dengan kondisi kota Jakarta berikut problematikanya yang ruwet dan serba kompleks ini Desk Crisis Centre WALHI Jakarta bisa berbeda pendapat dengan siapa saja (bahkan dengan Presiden sekali pun) dikarenakan adanya perspektif (sudut pandang) yang berbeda pula dalam melihat setiap sisi-sisi serta detail persoalan yang ada dan berasal dari sejumlah fakta. Dengan demikian, produk solusinya juga bisa berbeda.

    Sebagai catatan : sungguh saya sangat tertarik dan terkesan dengan statemen Pak Wagub di dalam forum tersebut di atas (Rembug Provinsi Tahun 2013) tentang “tidak ada hal baru” (maksudnya persoalan di kota Jakarta ini) dan jika ada pihak lain yang dapat menyampaikan/membuktikan tentang “sesuatu yang baru” maka beliau (Pak Wagub) siap menjadi “murid” si penemu persoalan baru itu. Sebaliknya juga begitu, apabila si penemu “sesuatu yang baru” itu tidak dapat membuktikan “persoalan baru” itu maka dia juga harus siap menjadi “murid” Pak Wagub.

    Oleh karena itu saya (dalam kapasitas sebagai apa pun) merasa “tertantang” dengan statemen Pak Wagub dan SIAP MENJADI MURID PAK WAGUB apabila saya tidak dapat menyodorkan/membuktikan “sesuatu yang baru” itu. Tapi, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya atau jika saya dapat membuktikan “sesuatu yang baru itu”?

    Demikianlah hal ini saya sampaikan dalam semangat kebersamaan untuk sebuah perubahan ke arah kebaikan bagi kehidupan kota Jakarta.

    Salam adil dan lestari. Bravo Jokowi-Ahok!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here