Jokowi ke Hutan Kota Rawa Malang

2
65

Ahok.Org -Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi hutan kota Rawa Malang di Semper, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis, 9 Januari 2014.  Jokowi yang memakai kemeja putih dan celana hitam itu tiba di lokasi pada pukul 12.00 setelah melewati Jalan Cakung Cilincing. Ia bertolak dari Balai Kota Jakarta pada pukul 10.00 WIB

Hutan di tengah gudang kontainer tersebut seluas 5,7 hektar dengan jenis tanaman di antaranya pohon trembesi, bintaro, ketapang, kemiri, dan kemangi. Sebagian wilayah hutan terendam banjir semata kaki.

Hutan yang dibuat dengan fungsi ruang terbuka hijau tersebut dibebaskan pada tahun 2011 dengan penanaman tumbuhan yang baru dimulai pada 2012.

Dalam pantauannya di lokasi, Jokowi mengatakan, satu tahun memang belum cukup untuk mengembangkan hutan kota. “Setidaknya empat tahun baru kelihatan,” katanya.

Sebelum memasuki kawasan hutan kota, Jokowi melewati Jalan Raya Cakung-Cilincing yang rusak parah serta Taman Pemakaman Umum Semper yang terendam. Perbaikan untuk jalan yang rusak tersebut, menurut Jokowi, sudah tersedia anggarannya. “Langsung dikerjakan, rampung tahun ini,” kata Jokowi.

Sedangkan untuk taman pemakaman yang terendam, Jokowi mengatakan, kondisi tersebut dipengaruhi oleh dataran tanah yang rendah. Kawasan pemukiman sekitar hutan kota pun banjir sepinggang. “Kalau banjir sepinggang, kami mengungsi tidur di kontainer 10 hari,” kata warga seorang kampung Rawa Malang Kecil, Neneng.

Saat di hutan kota, Jokowi menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta untuk menyampaikan kondisi yang ditemuinya di lapangan. Di sela peninjauannya, warga mengelu-elukan Jokowi karena akhirnya merasa diperhatikan. “Sejak awal tidak pernah ada yang datang. Lurahnya saja enggak pernah datang,” kata Neneng. [Tempo.co]

 

2 COMMENTS

  1. Yahh… memang harus ada laporan dari warga dulu baru pak Jokowi akan inspeksi ke TKP. dan di TKP dapat diketahui apakah Lurah setempat benar perduli warga atau tidak. Masak 1 tahun kepemimpinan pak jokowi, baru sekarang pernah dikunjungi pejabat ? kesian banget orang2 kampung rawa malang. pemukiman banjir sepinggang disekitar hutan kota, itu sudah keterlaluan banget. harusnya malah tidak banjir karna ada penghijauan. tapi bisa jadi pemukiman warga tsb ilegal juga. maka Lurah pun tidak melakukan pembangunan apapun supaya warga pindah. jurus ini bagus tapi lambat sekali dan kurang mempan untuk warga2 yang bebal 🙂

    • Grace, daerah tersebut memang selalu terendam air apabila permukaan laut naik. Kalau dikota Semarang khususnya diarea utara disebut ‘rob’. Kondisi tsb harus kita terima karena memang daerahnya berada diposisi sama atau dibawah permukaan laut. Mungkin dengan ide Giant Sea Wall masalah tsb dapat diatasi, akan tetapi apakah Analisis Dampak Lingkungan-nya mendukung ide tsb kitan belum tau.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here