Basuki Ingin Pengelolaan Sampah Ada di Tiap Kelurahan

16
174

Ahok.Org – Untuk menanggulangi persoalan sampah di ibu kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun incinerator (tempat pembakaran sampah) di setiap kelurahan. Dengan adanya alat tersebut, sampah hasil buangan warga DKI tidak perlu ditimbun lagi di Bantar Gebang, melainkan langsung dibakar.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengatakan, Pemprov DKI berencana akan membangun sistem tempat pembakaran langsung atau incenerator di wilayah DKI Jakarta guna menyelesaikan permasalah sampah yang menumpuk di ibu kota. Incenerator tersebut, lanjut Basuki, akan dibangun pada setiap kantor kelurahan di masing-masing kota.

“Nantinya kita mau bangun incenerator ditempatkan di tiap kantor kelurahan. Jadi sampah langsung dibakar di situ,” ucap Basuki pada wartawan di Balaikota, Jumat (11/4).

Dengan pembangunan incenerator di tiap kantor kelurahan, tambah Basuki, Pemprov tidak perlu repot-repot lagi membayar iuran sampah sebesar Rp 123 ribu per ton di Bantar Gebang. Menurutnya, teknologi tersebut berasal dari Taiwan. Nantinya Pemprov akan membawa langsung sampah yang diangkut menuju kantor kelurahan masing-masing wilayah untuk dibakar.

“Ini Rp 400 miliar dibayar ke Bantar Gebang, saya juga bingung perjanjian kayak gitu. Bantar Gebang punya kami, tanahnya punya kami, ada UPT-nya. Tapi masa mau buang sampah harus bayar Rp 123 ribu per ton,” ucapnya.

Pemprov DKI menganggarkan dana sebesar Rp 1,2 triliun untuk pengelolaan sampah di ibu kota, termasuk untuk pembelian truk pengangkut sampah. Selain itu Pemprov juga telah menerima truk sumbangan dari pengusaha Tionghoa sebanyak 53 unit dan juga akan menerima dua truk besar Foton sumbangan dari Cina yang rencananya akan diterima DKI pada akhir bulan ini.

Saat ini, tambah Basuki, pihaknya akan meremajakan truk-truk pengangkut sampah yang dimiliki dengan membeli sebanyak 300-400 truk sampah. Rencanannya sebanyak 700 unit truk ditargetkan akan dibeli untuk meremajakan truk sampah yang sudah tak laik jalan lagi. Pembelian tersebut akan dilakukan tanpa melalui tender. [Beritajakarta]

16 COMMENTS

  1. Dear pak Ahok.

    Pak Ahok seharusnya meniru Taiwan dalam pengelolaan sampah.

    Taiwan bisa menghasilkan produk2 berharga tinggi dari bisnis daur ulang sampah.

    Seharusnya sampah2 di Indonesia dibedakan berdasarkan jenis bahannya sebelum dibuang dalam plastik sampah.

    Saran saya pak Ahok hubungi langsung walikota negara2 maju misal Dubai, Singapore, dll bagaimana mengelola sampah dg effisien dan cepat.

    • Setuju!!! Kalau perlu kontak dutabesar masing2, tidak perlu “studi banding”. Kalau dikantor kelurahan koq rasanya tidak cocok. Mungkin lebih cocok didaerah sekitar waduk2.

  2. “Ini Rp 400 miliar dibayar ke Bantar Gebang, saya juga bingung perjanjian kayak gitu. Bantar Gebang punya kami, tanahnya punya kami, ada UPT-nya. Tapi masa mau buang sampah harus bayar Rp 123 ribu per ton,” ucapnya.
    Ini namanya pungutan liar, perlu dicurigai ada unsur korupsi, cari tahu siapa yg menerima uang hasil pungutan, apa dasar pemungutannya, apa haknya atas tanah di bantar gebang.

  3. Bung BTP, saya kira ini ide yang paling masuk akal. Biarlah kelurahan bertanggung jawab atas sampah yang diproduksi oleh warganya sendiri, bukannya dibuang/dikirim ke orang lain. Sekaligus sbg pendidikan kpd warga agar budaya nyampah tidak terus berkepanjangan.

  4. Pak Ahok, Saya kurang setuju membuat incinerator di setiap kelurahan karena jumlahnya akan terlalu banyak dan juga perlu dipikirkan dampak pencemaran lingkungan disekitar warga kalau tidak dikelola dengan baik. Kalau pun dg teknologi yg lebih maju dan dijamin tidak mencemari lingkungan sekitar tempat tinggal, bikinnya jangan per-kelurahan tapi per-walikota saja, jadi cuma ada 5:Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, Selatan. Jadi nggak terlalu banyak.

  5. Pak Ahok, Kenapa bekasi menerapkan iuran sampah Rp 123 ribu per ton ke pemprov DKI meskipun tanahnya milik DKI, kemungkinan Hal ini ditetapkan sebagai ongkos pencemaran lingkungan yg ditimbulkan (bau sampah dsb) terhadap wilayah bekasi dan warga bekasi.

    • Salut untuk DKI yang getol memerangi sampah. Saat ini khususnya kabupaten bekasi di kelurahan Kp. Rawasapi Jatimulya sampah rumah tangga dibuang di tempat2/kebun2 kosong,malah dipinggir jalan. Berkali kali dibersihkan namun tetap saja pembuangan sembarangan berlangsung . Saya berharap aparat pemda kab Bekasi peduli terhadap pengelolaan sampah ini. Salut utk DKI dan Kapan bekasi niru DKI

  6. Tentu yg paling ga suka dan protes, yg menikmati 400an milyar duit pemprov DKI Jakarta, hanya untuk buang sampah…
    Segera wujudkan minimal ditiap Kecamatan dan ada nilai tambah energi pembakaran tersebut dgn produk energi listrik, minimal Jakarta mandiri dalam power energi nya…. buat pak BTP-Ahok segera wujudkan sebelum keburu melempem dan basi…serta cibiran para haters..

  7. Saya mau saran ke ko Ahok : Bank Sampah benar-benar sangat efektif dan bebas polusi tolong tuh Kadis Kebersihan diawasi semua lurah dan camat agar bener-bener menjalankan program bank sampah sampe tingkat RT dan RW, kalo terus dijalankan aja gue yakin sampah jakarta bakal berkurang drastis dan yg terpenting Warga Jakarta juga Harus Sadar Hidup Bersih dan Sehat, Thanks GBU.

  8. Pak ahok ,saya tdk percaya pengelolaan/incinerator sampah di tiap kelurahan bisa jalan dengan baik. Mestinya di tiap kecamatan saja yg disediakan 2 atau lebih lokasi incinerator tergantung luas wilayah dan volume sampah. pengelolaan,perawatan dan kontrolnya lebih simple drpd di tiap kelurahan, tanggung jawab incinerator di kecamatan ,kelurahan cuma sebagai pengawas dan penanggung jawab kebersihan.

  9. incinerator mengubah polusi sampah menjadi polusi udara yg lebi sulit lagi dihilangkan drpd sampah.mendingan jgn.adapun diluar jkt/daerah yg memang tidak bisa dikembangkan lagi.lebi bgs klo didaur ulang.dan tiap sampah mesti dipisah sebelum dibuang oleh tiap warga.seperti di jepang.tinggal mesti ada pengawas lapangan aja.lalu tiap jenis sampah diambil hari tertentu saja.akhirnya sisa sampah yg memang ga bisa didaur ulang baru dibakar.tapi porsinya lebi kecil drpd semua sampah jadi 1 dibakar.ga kebayang jakarta jadi penuh polusi kaya beijing.

  10. Lagi lagi contoh…bangsa ku tidak bisa memelihara tapi hanya bisa membangun. Walaupun di adakan segala macam strategies untuk bebas dari sampah..tapi kalau memang jiwa bangsa ku ini tidak bisa memelihara…ya tetep aja buang sampai sembarangan. Kasian pimpinan di Indonesia yang beritikad baik. Selamanya mereka bakal susah karena memimpin bangsa yang masih terbelakang. Tidak bisa memelihara yang sudah di bangun nya.

  11. Pak Jokowi & Pak Ahok, tolong supaya para petugas kebersihan supaya bisa rajin mengangkut sampah dan tidak pilih-pilih sampah yang akan diangkut, terutama untuk daerah roxy mas di mana petugasnya hanya mau mengangkut sampah dapur. Bahkan petugas pengangkut sampahnya bilang kalau sampah lainnya selain sampah dapur, lain urusannya. Ini apa maksudnya, yach? Apakah masyarakat harus membayar lagi untuk mengangkut sampah lain selain sampah dapur? Tolong supaya diperhatikan karena hal ini sudah berlangsung lama, dan semakin lama semakin parah. Terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here