Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tampaknya sudah bosan dengan kritik yang biasa digunakannya. Kali ini, dia tidak mengkritik langsung cara kinerja jajarannya dalam menangani masalah sosial di Ibu Kota.
Ahok menggunakan metode baru dalam menyentil anak buahnya. Caranya, dia mengajak jajarannya nonton bareng film “Jalanan”.
Film karya Daniel Ziv tersebut menceritakan kisah tiga orang pemuda yang berjuang di Jakarta yang keras. Ahok ingin para jajarannya lebih peka dan cepat tanggap dengan masalah sosial di Ibu Kota melalui film ini.
Cara ini diyakini lebih mudah diterima oleh anak buahnya.
“Jadi film ini kritikan untuk Pemprov DKI menangani penyadang masalah sosial. Sering sering marah sama Dinas Sosial kenapa harus saya laporkan dulu baru bekerja,” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Merdeka Selata, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2014).
Nonton film bareng ini dimulai sejak siang hari. Balai Agung di Balai Kota Jakarta pun telah disulap menjadi bioskop dadakan.
Ruangan yang biasa dipakai untuk acara seremoni dan pertemuan dengan pejabat atau tamu Pemprov DKI itu gelap. Audio yang tidak kalah bagus dibanding bioskop ternama pun telah terpasang.
Ahok yang mengenakan batik berwarna cerah ini pun berharap agar jajarannya di Dinas Sosial, Satpo PP dan SKPD lainnya dapat menangani masalah sosial dengan lebih baik setelah menyaksikan film ini.
“Impian kita itu bikin perut, otak dan dompet warga Jakarta penuh. Harus menangani masalah sosial dengan manusiawi. Jadi Satpol PP ini enggak boleh mempersulit orang untuk hidup. Saya mau panggil seluruh PNS, wali kota, kepada dinas dan lurah camat ini untuk nonton,” tukasnya. [Metrotvnews]
Pak pristono sakit hati karena gak ada bantuan hukum dari anda berdua. untuk tanah abang pak pris memang juga ada peran.
tak boleh bantuan hukum bila sudahjadi tersangka, itu peraturannya
Pak Ahok saran aja lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan. gak baik dilihat pns lain kalau atasan dan bawahan ribut. anda berdua itukan seperti ayah dan ibu pns.
untuk pak pris masalah bus berkarat sy taunya baca pertama kali beritanya keluar dari kompas. bkn mrk berdua.
Kalo korupsi n kolusi bisa diselesaikan secara kekeluargaan buat apa ada polisi, jaksa dan penjara….???
polisi dan jaksa di indo gak semua benar. anda kira mereka benar semua. mau lapor aja harus pake duit.
terus uang hasil korupsinya di selesaikan dengan cara kekeluargaan engga?
polisi dan jaksa dengan kata lain masih ada yg benar. yah dimanfaatkan lah yg benar itu. harus optimis.
mau sampe kapan dipermainkan koruptor? miskinkan dulu deh, kalo gak mau dihukum mati, dgn miskin, gak ada lg yg mau belain tuh. Baik ormas maupun profesional.
kalo uda kena tangkap aja menyesal, kemarin waktu korupsi diam aja, harus ada contoh agar ke depan tidak ditiru, sikat terus koruptor jgn berhati lunak utk parasit bangsa ini.
pak ahok tangan nya kenapa dibalut perban?
Pak Ahok… nutup diskotik stadium hanya karna ada 1 orang polisi kena overdosis narkoba disitu, apakah bukan tindakan sewenang2 pak ?… harusnya polisi kerja lebih smart untuk menangkap bandar2 narkoba tsb, bukan menutup usaha bisnis dan membuat banyak warga kehilangan pekerjaan alias pengangguran. kenapa pemprov DKI ikut2an jadi polisi bikin susah warga, giliran soal satpol pp menindak PKL yang bandel dan para penghuni ilegal di bantaran kali yang bikin warga DKI susah, polisi-nya hilang dan lepas tanggung jawab ????
–
Heran saja pak. 🙁
cari tau dulu yang benar beritanya baru marah2 🙂
Mbak Grace ini unik, dibilang penentang, nggak juga, pembela…..hmm…..lebih banyak ngeributin……….Tapi kalau dibilang biang ribut juga ngga, dari sisi logika, dia kadang ada benernya, cuma ya itu….Lebih e oposisi halus. Emang gitu ya Mbak….seneng jadi peran antagonis? Heheheheheheheh
yakin dia mbak?? bisa jg kumisan wkwkwkwk..
stadium itu sdh diwarning berkali2, jam operasi pun selalu dilanggar. terbukti jg pas digeledah, di locker2, ada ribuan narkoba dan 1 senpi. Semoga aja polri nya pinter, periksa sidik jari dibrg2 itu, cocokan dgn pegawai dan managemen.
Bodoh koq ya masih dipelihara, untung cuma 1 orang mati sdh langsung ditutup, kalo gak ditutup mungkin ada yg ke 2 atau ke 3 yg salah satu nya anggota keluarga loe
untuk kasus bang Udar, sdh diberi kesempatan 1 thn lebih, jangan bermain2 lg…eeee masih ngikut arus, ya krn sdh belepotan mgkin…Resiko nya dia sdh tau dgn jelas koq, cuman dikira masih jaman dulu, semua bisa diatur…
Jaman sdh berubah bung.
Lebih baik, dari awal anda bongkar, mengakulah depan gub dan wagub, segala bentuk permainan, dan benahi sama2. Pak gub dan wagub sangat mendukung yg mau tobat, cenderung ga usik2 dosa lama. Cuman untuk hal ini, ngelunjak….
Udah gantung aja si Udar secepatnya biar tahu rasa
ooo monas jadi tempat tiang gantungan toh, setelah anas ga jadi digaantung di monas