Cara ‘Blusukan’ dan Menampung Laporan Warga Ala Ahok

4
83
Sebagian dari alat 'blusukan' ahok

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyiapkan 13 telepon seluler untuk memantau aspirasi dan mengontrol keadaan warganya. Semua ponsel itu memiliki autotext atau teks otomatis untuk menjawab keluhan masyarakat Ibu Kota, yang telah ada solusinya.

“Ada staf yang megang. Kalau tahu, jawabannya langsung dikirim. Kita pakai autotext. Kalau tidak tahu, bisa tanya ke saya,” ujar Ahok saat diskusi peluncuran TV Kanal KPK di Kota Tua, Jakarta, Ahad, 17 Agustus 2014.

Menurut dia, keluhan atau informasi melalui pesan singkat itu bisa sebagai alternatif blusukan. “Kalau saya tidak bisa blusukan, masyarakat bisa SMS, dan saya teruskan ke kepala dinas,” ujar mantan Bupati Belitung Timur itu. Ahok juga memonitor kondisi sungai-sungai melalui pemanfaatan teknologi. Kendati warga sudah bisa mengadu melalui pesan singkat, Ahok mengatakan sesekali tetap akan blusukan.

Dia juga berhubungan dengan para lurah atau camat melalui BlackBerry. “Tiap hari kita bisa tahu mana camat-lurah yang kerja dan tidak,” ujarnya. Selain itu, Ahok juga akan menambah pemasangan 3.000 kamera pengintai untuk memantau kegiatan warga Jakarta, terutama menyangkut pelayanan publik. [Tempo.co]

Basuki: Penting Pasang CCTV di Seluruh Sudut Kota

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku sudah menjalankan seluruh program yang juga menjadi andalan kota lain seperti Bandung dan Surabaya.

Baginya, saat ini yang terpenting adalah bagaimana seluruh sudut Ibu Kota bisa terpasang Close Circuit Television (CCTV).

“Yang penting sekarang Jakarta itu bagaimana CCTV itu ada di seluruh kota. Terus pelayanan itu semua online. Jadi PTSP (pelayanan terpadu satu pintu) pun orang datang seperti di bank. Jadi mau lakukan apa saja diladeni,” ujar Basuki saat menghadiri peluncuran TV streaming Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Kanal KPK TV, di Plaza Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (17/8).

Dalam peluncuran tersebut, dilakukan juga wawancara melalui Google Hangout dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Keduanya memaparkan beberapa program yang sedang dijalankan.

Tidak mau kalah, Basuki mengaku di Jakarta sudah dilakukan seluruhnya. Baik seperti Wifi maupun pemanfaatan Twitter untuk pengaduan. Hanya saja yang kurang saat ini adalah CCTV yang ia sebutkan tadi.

Selain itu, katanya, yang paling penting dilakukan lagi adalah konsep lurah dan camat yang menjadi seperti manajer perumahan dan bukan kepala pemerintahan.

“Makanya tunjangan lurah dan camat mau kita ubah. Harusnya mereka bisa sejajar dengan eselon III. Tunjangan mobilnya mesti kita ubah, karena yang paling bertanggung jawab itu camat. Karena dia yang paling tahu wilayahnya,” ujarnya.

Dengan demikian, diperlukan juga tenaga kerja di lapangan yang per kelurahannya 50-100 orang untuk membereskan dan membenahi wilayah itu. Seperti membersihkan selokan, mengurusi taman dan pekerjaan lainnya.

Dari seluruh program yang dicanangkan itu, Basuki mengklaim di Jakarta ini sudah berjalan dengan efektif. Hanya saja ia mengaku kekurangan orang untuk bergerak dan bekerja di lapangan.

“Kita ini terlalu banyak pejabat DKI, tidak ada yang mau kerja. Kamu kira nyapu-nyapu ini pegawai dinas kebersihan? Satgas air dan jalan itu mana ada laporan? Nuntut gaji terus sih, iya. Yang kita mau itu yang mau nyapu, yang mau ngaduk semen,” pungkasnya. [Beritasatu.com]

4 COMMENTS

  1. terobosan baru yang baik. blusukan kan perlu waktu, kalau hanya melalui sms, pak ahok tetap bisa mengerjakan tugas yang lain tetapi juga tetap dekat dengan seluruh masyarakat. semoga respons yg diberikan cepat 🙂

  2. teknologi memang perlu dimanfaat jika untuk kebaikan warga, terlebih lagi aparatnya sebagai penegak hukum juga harus konsekuen dan konsisten, istilah kerennya konkruen baik ucapan dan tindakan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here