Basuki: Pahlawan adalah yang Berani Melawan Kezaliman

1
51

Ahok.Org – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menjadi inspektur upacara dalam upacara peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11) di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat.

Menurut Basuki, siapapun orang yang berani melawan ketidaktaatan aturan dan kezaliman bisa disebut pahlawan bangsa.

“Bagi saya, orang tua saya pahlawan. Tentu kalau dari sisi itu, banyak pejuang-pejuang yang meninggal. Siapapun yang berani menyuarakan suara orang-orang tertindas, dizalimi, itu adalah pahlawan,” katanya.

Hal tersebut, katanya tercermin pada anak-anak muda yang bisa memberi contoh dalam membuang sampah. Saat orang lain membuang sampah sembarangan dan ia tidak melakukan, maka ia pun layak dipanggil pahlawan.

Dalam upacara tersebut, Basuki juga membacakan sambutan dari Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa yang menyampaikan bahwa dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diperlukan perjuangan yang panjang. NKRI tidak bisa terbentuk tanpa perjuangan para pejuang, pendiri bangsa dan pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga, pikiran serta hartanya.

“Sejarah bangsa dan negara Indonesia mencatat, perjuangan untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan NKRI membutuhkan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat,” ujar Basuki dalam menyampaikan sambutan Mensos saat upacara.

Basuki juga menyampaikan, tema Hari Pahlawan saat ini adalah “Pahlawanku Idolaku”, dimana pahlawan diharapkan mampu menggugah semangat kepahlawanan sebagai ukuran nilai, baik sebagai panutan maupun figur idola pencarian jati diri masyarakat.

“Tema Pahlawanku Idolaku diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus, bahwa semangat juang dan semangat kebangsaan para pahlawan akan selalu terpatri di dada setiap insan Indonesia dan menjadi kebanggaan atau idola sepanjang masa,” katanya.

Sikap kepahlawanan itu sendiri, katanya, menjadi komitmen para pejuang pendiri bangsa untuk memersatukan bangsa sehingga melahirkan sikap kepahlawanan, kesetiakawanan sosial serta menguatkan memori kolektif bangsa saat itu.

Hal itu dilakukan supaya mereka berani bertindak nyata untuk melawan penjajahan dan ketertindasan akibat kolonialisme dan imperialisme.

“Sikap kepahlawanan merupakan sebuah perwujudan tindakan dan pengorbanan yang penuh militansi. Sikap kesetiakawanan sosial adalah perwujudan dari kepekaan sosial atau batin,” ujarnya.

Ia pun menyampaikan, seluruh masyarakat harus memaknai semua itu bukan hanya sekadar ungkapan saja, tetapi harus dijadikan sebagai kekuatan moral yang dapat diterapkan di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk Indonesia pada masa kini dan mendatang. [Beritasatu.com]

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here