Cerita Kebahagiaan Ahok Saat Jadi Gubernur….

2
58

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan pertemuan dengan seorang teman di suatu waktu.

Ketika itu, temannya bertanya mengenai suka dukanya menjadi seorang gubernur.

Menjawab pertanyaan tersebut, Basuki mengungkapkan bila selama dirinya menjadi orang nomor satu di DKI lebih banyak suka citanya ketimbang duka citanya.

Dituturkannya saat itu, menjadi seorang pengusaha tidak bisa membantu banyak orang.

Berbeda dengan menjadi seorang gubernur, dirinya bisa banyak membantu orang yang memang membutuhkan.

Dirinya dapat memberikan bantuan sebesar Rp 2 triliun untuk beasiswa anak-anak yang kurang mampu.

“Anda pernah dengar konglomerat mana yang tiap tahun bagikan Rp 2 triliun untuk beasiswa? Enggak ada. Kalau pemerintah beda,” ucapnya menirukan perkataannya saat itu kepada temannya, Balai Kota, Selasa (22/12/2015).

Hal tersebut yang membuat dirinya merasa banyak suka cita saat menjadi seorang gubernur ketimbang menjadi pengusaha.

Dikatakan Ahok, ketika menjadi seorang pengusaha di Belitung Timur, perusahaannya bisa mendapat keuntungan 150 ribu USD setiap harinya.

Tetapi dengan keuntungan tersebut tidak bisa membantu banyak orang.

Lain hal saat menjadi Gubernur DKI, meski memperoleh gaji lebih rendah dirinya mengaku lima kali lipat lebih suka cita.

“Suka cita saya jadi pengusaha kalah dibandingkan suka cita saya jadi gubernur yang dapat gaji setahun kira-kira Rp 1 miliar,” ucapnya.

“Kenapa? Karena saya bisa kasih KJP Rp 2,6 triliun kepada hampir 600 ribu anak,” imbuh mantan Bupati Belitung Timur ini. [Tribunnews.com]

2 COMMENTS

  1. Inilah Gubernur yang selalu disebut sebagai kasar, maha kasar, bicaranya tidak santun, menyakitkan, tetapi yang santun terutama yang punya dprd tuh, sudah sejauh mana memerjuangkan hak rakyat, mana konkret aja, sudah sejauh mana memberikan apa yang menjadi hak orang2 kecil. Itulah OmBasuki yang paling kasar yang ternyata memerjuangkan hak pendidikan untuk semuanya tanpa perbedaan dan yang dengan sukacita melakukannya tanpa pamrih dan yang menjadi gila dan kalap kalau ada yang menilep uang. Kalau penduduk JKT tidak melihat ini memeng terlalu primitiv dan tidak layak menjadi penduduk JKT. OmBasuki memang tidak seperti adiknya cita-citanya sederhana fight out for the justness, bukan hanya itu langkahnya selalu innovative dan avangard. Kalau ada orang masih tetap bertahan pada kekasaran beliau memang bingung, tetapi derivat Orba berkeliaran dimana-mana. Misalnya si Pras+dprd+dpd! Mana ada yang seperti ini di Indonesia,ayuh Kompak fight all out to 1M !!!!

  2. tulisan anda membuka mata saya, yg selama ini dikaburi sesuatu, entah apa gitu. . . . maka muncul pertanyaan berikut :
    .
    apa iya, tidak semua orang beragama itu ber Tuhan ???
    .
    saya belajar Tuhan memang dari agama saya, tapi kalau saya menomor-satu-kan agama saya, maka defacto, nomor untuk Tuhan saya hanya akan maximal dua !!!
    .
    dlm kerendahan hati dan ego saya, secara sadar, saya pilih menerima rokhmat Nya dng tanpa embel-2(termasuk kepintaran saya), agar barokah Nya juga penuh kepada saya dan lingkungan dimana saya berada.
    .
    maka saya akan punya pandangan jernih, mengenal apa itu kebaikan n keadilan dari antara hal kebalikannya, maka segala kasar, sopan-santun, bicara manis, tunjuk-langsung dsbnya. tidak akan lagi bisa menutupi hal-hal yang hakiki.
    .
    salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here