BTP: Ada Yang Takut Aku Jadi Gubernur!

14
169

Ahok.Org – PERNYATAAN politisi Bangka Belitung Basuki Tjahja Purnama   tentang carut marut pertimahan di Bumi Serumpun Sebalai menuai kontroversi.
Pernyataan Ahok (demikian ia diakrabi) menggelinding bak bola panas. Banyak pihak menuding politisi Golkar itu turut juga melukai hati nurani rakyat, khususnya yang bergelut di sektor penambangan timah. Anehnya, tudingan miring terhadap Ahok justru mayoritas datang dari kader dan simpatisan Partai Golkar.
Tak cukup sampai di situ, kelompok lainnya juga turut ‘memperpanjang’ perkara mantan Bupati Beltim tersebut. Isu ‘pembantaian’ salah satu kawasan hutan lindung di Beltim beberapa tahun lalu ‘diusik’ kembali. Ahok dituding sebagai salah satu tokoh yang harus bertanggung jawab terhadap kerusakan hutan lindung tersebut. SIngkat kata, Ahok beberapa hari terakhir benar-benar ‘diadili’.
Persoalannya, mengapa serangkaian perkara ini harus menjadi panas tatkala isu Pilgub Babel sudah diambang pintu? Mungkinkah sebuah konspirasi politik sedang dipertaruhkan guna  mengganjal langkah politik  tokoh kontroversi ini?  Lantas, bagaimana Ahok sendiri menyikapi persoalan tersebut? Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut wawancara wartawan Bangka Pos Group Rusmiadi denga Basuki Tjahaja Purnama:
Seperti apa persisnya pernyataan yang Anda lontarkan ketika itu sehingga menuai kontroversi?
Setelah mendapatkan laporan dari masyarakat pada waktu reses kemarin dan melihat langsung ke lapangan bagaimana kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan kapal hisap, saya mengatakan bahwa pengusaha timah itu lebih kejam, lebih bajingan, dan lebih bandit daripada kolonial belanda. Dlm dialog dgn masyarakat membalong-belitung, dilaporkan akan beroperasinya kapal isap timah di lokasi yg ada balai benih ikan kerapunya, saya katakan tdk mungkin ada lokasi balai benih ikan kerapu dari pusat/ ,ditelantarkan dan diijinkan kapal isap produksi (KIP) beroperasi, masyarakat dan kades yg hadir membenarkan ada ijin lewat kades lama, makanya saya juga sampaikan bahwa jika benar demikian, bupati yang memberikan ijin penggunaan kapal isap dilokasi balai benih ikan kerapu jelas tidak punya otak.
Mengapa? Karena jelas-jelas penggunaan kapal hisap merusak lingkungan laut di Babel, apalagi ijin lokasi kapal dan akhirnya juga merusak kehidupan masyarakat Babel. Artinya, karena kerakusan beberapa orang saja yang mengatas namakan “rakyat Babel”, masa depan anak cucu kita dan masa depan kehidupan lingkungan kita jadi sangat terancam.

Masyarakat juga mengeluh sulitnya kerja timah di darat saat ini, ketemu timah di kebun atau tambak bahkan melimbang saja tdk boleh (sudah spt jaman belanda), tetapi Belanda yg penjajah masih permudah rakyat nyari makan dilaut, sekarang, rakyat ditangkapin, sementara TI apung bebas bekerja ,bahkan merusak bakau dan ekosistem laut tempat kepiting, udang dan ikan bertelur. Jelas yg terjadi saat ini rakyat diperlakukan lebih buruk dari penjajah ,yg setelah pergi masih ninggalkan infrastruktur dan laut bahkan hutan yg ditanami kayu jati, merantih dll. Sekarang bukan hanya mengambil yg penjajah masih tinggalkan, tetapi juga merusaknya dan rakyat banyak tdk kebagian, yg kaya segelintir org saja, yg juga kalau diperiksa kekayaan/ gaya hidupnya dgn jumlah pajak pph yg dibayar oleh para oknum pejabat, oknum aparat dan oknum pengusaha yg terlibat jelas tdk sesuai.

Pernahkah terpikir oleh Anda sebelumnya kalau apa yang diucapkan Anda ini bakal menuai protes?

Banyak rekan-rekan saya yang mengatakan bahwa saya ini bukan politisi tapi lebih bermental aktivis. Jadi saya memang tidak pernah berpikir panjang kalau mengatakan apa yang saya anggap benar. Bagi saya mengatakan apa yang benar selalu mengandung resiko, apalagi menyatakan kebenaran yang berpotensi mengganggu kepentingan elit-elit kita. Prinsip saya sebagai wakil rakyat: kita harus bicara dan katakan apa yang benar dan jujur menyampaikan isi hati dan pikiran kita. Jadi pikiran, mulut dan hati harus selalu sinkron. Dan perlu diingat saya hanyalah dialog dlm reses bukan konferensi pers, ternyata ada yg hadir dlm reses sengaja mengekspose ini ke media. Jadi saya bersyukur sekali akhirnya kebenaran hrs menjadi milik publik walau yg sebarkan dgn maksud memilih kalimat saya tanpa mau menceritakan kenapa saya berkata demikian,

Itu murni pernyataan Anda atau ada yang mempelintir?
Tidak ada yang mempelintir. Itu betul pernyataan saya. Bahkan sudah saya klarifikasi lebih lanjut kalau kata bajingan itu sudah cukup halus, awalnya saya ingin menggunakan kata biadab.

Apa yang hendak Anda pertegaskan dari pernyataan Anda ini?
Yang saya ingin pertegas adalah jangan karena kerakusan kita, kita merusak kehidupan saat ini dan masa depan seluruh rakyat Babel. Jika penjajah kita yang dahulu saja tahu betul akan pentingnya membangun suatu masyarakat yang sejahtera dimana lingkungan menjadi penopangnya, kok kita sebagai pemilik bangsa ini justru malah merusak diri kita sendiri? Penjajah bawa kekayaan kita ke luar negeri dan tdk merusak laut dan hutan kita,sekarang udah merusak, para oknum pejabat dan oknum pengusaha juga sama bawa ke luar negeri hartanya dgn rumah2 mewah di luar negeri juga.

Realitas di lapangan, apa persis dengan yang Anda sampaikan tersebut?
Sangat persis. Silahkan juga anda gunakan studi yang dilakukan oleh UBB terkait dengan bagaimana kapal hisap merusak lingkungan. Silahkan juga pemerintah sekarang melihat kontur dasar laut di daerah yang menggunakan kapal hisap dan bandingkan dengan data/peta sebelumnya. Anda akan kaget melihat rusaknya kontur laut kita karena kapal hisap. Anda juga bisa melihat daerah2 yang dulunya tempat dimana rakyat bisa dengan mudah menangkap ikan dan binatang laut lain, sekarang karena penggunaan kapal hisap sudah rusak dan sulit sekali mencari ikan dan binatang lainnya. Lihat saja di pantai2 di angkadan daratannya, berita2 dikoran, laporan2 dan foto2 dari masyarakat sgt banyak buktinya ada pada kami.

Ide atau pemikiran Anda apa dalam menyikapi masalah tambang di Babel, disatu sisi tambang timah menjadi mata pencarian masyarakat, disisi lain kita tahu tambang identik dengan pengrusakan lingkungan?

Menurut saya ada jalan tengah yang sangat realistis. yaitu tetap gunakan kapal keruk dan jangan gunakan kapal hisap, dan batasi daerahnya, jgn di daerah 1.5 mil dari pantai dimana ikan dan binatang lain bertelur dan berkembang biak. Ini berarti kerusakan lingkungan bisa dihindari, flora dan fauna laut babel tetap terpelihara, dan timah tetap bisa ditambang. Kenapa hari ini pengusaha tidak mau menggunakan kapal hisap? Hitungannya jelas, 1 kapal keruk bisa membeli beberapa kapal hisap. Artinya apa? Artinya adalah para pengusaha tambang rela memilih opsi yang menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah demi keuntungan ekonomi mereka. Ini juga berarti para pengusaha dan oknum-oknum pemerintah lebih memikirkan diri sendiri daripada rakyatnya. Ingat kaya Mahatma Gandhi: dunia ini cukup untuk semua orang tetapi tidak akan pernah cukup untuk satu orang rakus. Naikan sumbangan timah ke kas daerah, yg merusak dituntut pidana, mudah sekali kalau aparat mau bertindak, jelas lokasi milik siapa dan siapa yg nampung. Kecuali aparat juga jadi oknum yg terlibat bahkan ada saham pasti tdk akan menindak. Makanya saya senang kalau ada reformasi dikepolisian, yg cepat nanggap laporan masyarakat.

Menurut Anda, apa harus ada batas waktu yang jelas, kapan penambangan timah di Babel diakhiri. Untuk menyongsong pasca tambang, yang sudah dipersiapkan dulu, sebelum menentukan batas waktu penambangan?

Dlm nambang tdk perlu ada batasan waktu, karena bicara manfaat dan mudaratnya, kasus babel adalah kasus mau hemat biaya dan biarkan kerusakan terjadi karena oknum yg berkuasa terlibat dan mendapat bagian. Makanya hrs ada pembuktian harta terbalik kekayaan pejabat dan aparat di Indonesia. Kalau harga komoditas timah sudah tdk efisien karena biaya lingkungan dan sosial yg mahal, pasti otomatis stop, sama spt kasus pt timah narik Kpl Keruk dari Belitung, karena harga tdk sesuai.sekarang sesuai dgn KK pun tdk mau, sebab dgn Kapal isap lebih untung banyak, sekalipun lingkungan dikorbankan. Ini yg saya maksudkan bajinagn dan bandit, Belanda saja kalau tdk bisa tutupin ongkos sosial ,operasional mereka stop dan bukan cari teknologi murah dan korbankan lingkungan spt kapal isap dan TI apung. Terus lokasi yg sudah diijinkan jd lokasi wisata pantai dan perikanan, mengapa diijinkan lagi kapal isap disana? Jelas merugikan rakyat dan “munafiknya” pemda jika promosi wisata bahari dan etalase kelautan Indonesia Barat sementara yg sudah ada diberi ijin Kapal isap bahkan TI apung.

Belakangan, buntut dari pernyataan Anda mengenai mengenai kerusakan lingkungan, beberapa waktu lalu itu menuai banyak protes. Bagaimana Anda menyikapi hal tersebut?
Bagi saya ini sangat baik, bahkan saya senang sekali ketika mendengar bahwa ini dilaporkan ke BK. Saya awalnya sangat berharap BK betul-betul memanggil saya supaya jelas duduk perkaranya dan isu kerusakan lingkungan yang sudah sangat parah di Babel yang disebabkan oleh penggunaan kapal hisap bisa menjadi isu NASIONAL. Dan ini bisa memberikan tekanan lebih keras kepada Menteri Lingkungan Hidup untuk buru-buru menanggapi laporan yang sudah saya berikan. PT Newmont saja diberikan sanksi keras karena pengrusakan yang mereka lakukan, kenapa ini tidak dilakukan juga di Babel agar ada efek jera bagi para perusak lingkungan yang saya lihat justru lebih parah dari apa yang dilakukan Newmont?

Persoalan kemudian lantas meruncing dengan laporan tentang keterlibatan Anda terkait pengrusakan hutan lindung di Beltim. Apa komentar Anda dan bagaimana persoalan yang sebenarnya terjadi terkait pengerusakan hutan ini.
Nah ini juga kasus lain yang membuat saya sangat senang karena saya juga akan mengangkat ini menjadi isu nasional. Sebenarnya ini juga menunjukan banyak aparat penegak hukum kita tidak mengerti (atau malas mencari tahu?) mengenai persoalan atau kasus yang mereka hadapi. Yang perlu dimengerti oleh masyarakat dan juga para oknum-oknum yang ingin menjatuhkan saya tapi tidak tahu (atau tidak mau tahu) duduk masalahnya adalah: pabrik saya dibangun setelah saya mendapatkan ijin penambangan pasir silika dari pemerintah (waktu itu masih prop sumsel dan dilanjutkan oleh bupati belitung induk). Secara logika mana ada pengusaha mau bangun pabrik pengolahan pertama di belitung tanpa ada ijin penambangannya. Setelah pabrik itu berdiri baru kemudian ada oknum penguasa yang secara semena-mena menjadikan lahan tambang saya sebagai bagian dari hutan lindung! Jadi bukannya saya menambang di atas hutan lindung tapi justru Departemen kehutanan waktu itu yang seenaknya mempatok daerah yang awalnya sudah diberikan ijin untuk lahan pasir silika sebagai hutan lindung! Hanya karena perusahaan sawit membabat hutan lindung pantai bakau,dan lucunya mereka justru dpt sertifikat HGU di atas lahan eks Hutan lindung, lokasi pasir saya dijadikan lahan pengganti HL pantai tsb.
Dan jangan lupa, saya justru yang menutup lahan tambang di 2001, dan pabrik saya sendiri tdk bisa beroperasi karena permasalahan ini. Dan yang aneh, setelah 10 tahun berlalu masalah ini baru muncul kembali menjelang Pilgub 2012. Ingat juga bahwa ketika suatu perusahaan yang sudah ditutup (dengan ijin pemerintah) itu artinya sudah dianggap yang memberikan ijin penutupan tidak lagi bermasalah. Kok sekarang malah kembali diungkit, aneh bukan?
Sama anehnya juga, ketika mau pemilu 2009, Polda juga membuat pernyataan melalui AKBP Rajendra (sekarang kapolres beltim), saya dipanggil karena kasus pelabuhan ASDP, maksudnya mau kasih kesan seolah olah saya ada sangkut korupsi, lalu saya diperiksa ketika masa kampanye dan selebaran berita online itu dicetak dan dibagikan ke rumah2 agar jgn percatya ahok bersih, pprm (tv lokal beltim yg tdk pernah relay TV one juga relay karena ada text yg memberitakan berita tsb, setelah selesai AKBP Rajendra menyatakan polda tdk pernah muat pernyataan tsb, ini salah kutipnya wartawan Antara yg akhirmya minta maaf ke kami. Jd kasus ASDP sangat luar biasa karena Polda menuruti permintaan pengusaha memeriksa saya karena ijin pel.asdp, hrsnya pengusaha lakukan lewat PTUN jika tdk puas dgn pemkab beltim, bukan ahoknya, karena saya ttd sbg pemkab beltim (ijin bupati dan dprd), lucunya lagi PT GMB thn 2006 tdk mau/tdk bisa beri bukti kepemilikan yg diperoleh dari PT Timah,sampai proyek dari Departemen Perhubungan selesai tdk bisa buktikan, mau pemilu 2009 baru mainkan!
Yg perlu diperksa justru proses aset PT Timah lewat lelang ke PT GMB. Tetapiini malah  tdk diperiksa. Luar biasa sekali cara kerjanya oknum2 di polda babel?

Sebagian orang paling tidak ada yang menilai kalau ‘serangan’ terhadap ini terkait isu Pilgub?
Silahkan saja masyarakat menilai. Saya tidak mau berandai-andai dan akan menyerahkannya kepada dan bertindak sesuai dengan mekanisme dana aturan yang ada, bukan mekanisme yang dibuat-buat oleh oknum-oknum penguasa.

Jadi, ada semacam konspirasi politik?
Mungkin iya mungkin tidak, tapi saya yakin kalau rakyat Babel tahu betul siapa saya dan bagaimana saya telah berjuang untuk mereka dalam berbagai kapasitas yang saya miliki.

Yang jelas saya hemat uang tdk perlu lakukan survei pemilukada di Babel. Dgn terus “mencari cari”cara mendiskreditkan saya, sudah bisa disimpulkan saya berpeluang besar jd gubernur babel 2012-2017. Jd pada takut aku jd gubernur ha… ha… ha.. ha. Aku suka sekali situasi ini, semakin ditantang semakin suka, karena aku berpolitik memang ada “kebencian” kepada para oknum pejabat dan oknum aparat yg korup dan sewenang wenang sama rakyat. Saya yg berpendidkan,latar sosial menengah dan pejabat saja “dikerjain’ apalagi rakyat miskin, makanya aku serukan: lawan! Siapa yang mau ikut,saya akan pimpin, usir oknum pejabat yg kerasukan roh kolonial bahkan lebih kejam dan bajingan dari kolonial keluar dari NKRI.
Sikap Anda sendiri bagaimana? Apakah tetap memilih diam?

Saya sangat berterima kasih karena polisi sangat cepat tanggap dalam melayani masyarakat dalam hal ini karena dalam waktu yang sangat cepat polisi di Babel menanggapi pelaporan mengenai soal ini. Saya dalam waktu dekat juga akan melaporkan kasus pengrusakan lingkungan yang saya terima dari banyak masyarakat di Babel ke Mabes Polri. Saya juga berharap nanti pelaporan saya ditanggapi sama cepatnya oleh polisi kita spt menaggapi pengaduan sdr Faruddin Victory alias Atub yang laporkan saya. Saya harap banyak yg spt Atub yang melaporkan kasus pengrusakan lingkungan ke mabes, sehingga akan membantu utk bongkar semua kasus dan ada pembanding kerjanya/kinerjanya kepolisian kita. Saya juga sudah menyiapkan laporan untuk saya serahkan ke Propam terkait dengan perilaku oknum polisi yang menurut saya cukup mencurigakan terhadap cara menanggapi laporan kasus perusakan lingkungan

Untuk pencalonan dari Partai Golkar sendiri sejauh ini bagaimana? Anda ikut daftar dalam survei calon yang dilakukan Partai Golkar?
Saya tidak mendaftar karena sudah otomatis dimasukan. Tidak ada usaha-usaha khusus dari saya karena saya yakin suara Golkar adalah suara rakyat. Jadi saya akan serahkan ini ke mekanisme yang sudah diputuskan melalui Munas Golkar yang lalu. Partai golkar akan mencalonkan sesuai kehendak rakyat babel berdasarkan hasil survei.

Dari Anda sendiri ada keinginan untuk mencalon?

Jika tidak ada calon yang berani secara serius menentang kesemena-menaan oknum elit politik dan oknum aparat terutama dalam urusan kapal hisap dan TI apung yg merusak bakau dan laut babel, dan juga menangkapi dgn semena mena masyarakat kecil yg merimbang timah sementara oknum yang menambang di kawasan hutan dgn alat berat dibiarkan, saya akan serius mempertimbangkan untuk melawan (kata bpk saya,org miskin jgn lawan org kaya,org kaya jgn nantang pejabat).

Umumnya org mau jd bupati atau gubernur utk cari kaya (buktinya tdk bersedia buktikan hartanya dan biaya hidupnya yg mewah berasal dari mana), sementara kami berpolitik untuk melawan oknum pejabat dan oknum aparat yg suka semena mena terhadap org miskin. Jangan jadi Gubernur Babel, jadi Presiden pun saya mau supaya segala kekayaan alam bumi pertiwi ini adalah utk kesejahteraan rakyat banyak, bkn utk memenuhi kerakusan segelintir oknum pengusaha, oknum pejabat dan oknum aparat hukum. Revolusi belum selesai, ayo kita lawan, usir “penjajah” baru yg merusak bumi serumpun sebalai. [Bangka Pos 29/5/11]

14 COMMENTS

  1. Alhamdulillah masih ada orang yang mau membantu rakyat babel dari keterpurukan alam(menambang ditempat yang tersedia adalah paling tepat uu minerba)…
    Hidup Bung Ahok…
    1)Untuk PT Timah: Selama ini tidak ada yg berani mengkritik PT.timah. Bung ahok putra putri babel selalu mendukungmu. dahulu pt timah telah membuat pernyataan bahwa produksi hanya 10 tahun ternyata sd sekarang masih berproduksi(telah lebih 10 tahun), berarti pada saat itu hanya membohongi mantan2 karyawan timah agar tidak demo/kritikan ke pemerintah pusat, mungkin cadangan2 timah di sembunyikan oleh direksi2 yang nota bene bukan putra daerah. Ganti direksi dan komisarisnya.

    2)Bagi pemerintah provinsi dan daerah: sadarlah wahai penguasa, rakyat telah cerdas dan pintar jadi jangan bohongi rakyat Babel. kawasan hutan selalu ditukarkan dari daerah satu kedaerah lainnya(sudah tahu kawasan hutan produksi di bangka tetap di izinkan untuk smelter terbesar). sukses bung ahok putra daerah Babel

  2. proses segala masalah, sampai keakar, jangan masyarakat yang selalu jadi korban,kami dari belitung, dibelitung ini sudah sangat rusak. aparat hanya pikirkan perut sendiri, tidak lihat masyarakat yang kelaparan.

  3. dukung pak ahok..eko maulana..biang kerok dibelakang kapal isap…punya saham siluman dibeberapa kapal isap salah satunya di PT. riyoto tin (rina, yos,cipto…hancur bangka kalau terus dipimpin eko maulana..hidup pak ahok.

    eko juga pernah kena kasus perambahan hutan di bukit sambung giri dengan menerbit izin smelter di hutan produksi yang izin nya belum di keluarkan menteri…

    eko raja nya kehancuran babel…

  4. benar skali apa yg dikatakan ahok. Jelas skali kapal isap merusak lingkungan, salah satunya merusak kepariwisataan di babel.Hal ini sdh byk dimuat di media massa baik lokal maupun nasional. Cobalah jalan-jalan ke pantai2 yg merupakan andalan kepariwisataan babel, maka saya jamin, sejauh mata memandang, akan anda temukan barisan kapal hisap serta TI apung. Sungguh amat sangat merusak, tidak hanya pemandangan tp trlebih merusak ekosistem. Bahkan pada saat membawa teman dari luar yg sdg liburan ke pantai di babel, mereka menyatakan keheranan mereka dgn kapal hisap serta TI yg beroperasi bgitu dekat dengan pantai. Malu sekali rasanya. Saya putra babel asli. Saya sangat tahu dengan jelas tokoh-tokoh yang mengkritisi pernyataan pak ahok. Dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat babel mereka menyatakan alasan mereka. Tetapi sesungguhnya mereka tak lebih dari ular beludak.

  5. gubernur eko maulana adalah raja kapal isap backing dari cukong cukong jakarta untuk menghancurkan laut babel..bukti kongkrit nya eko adalah backing dari kapal isap..contoh.nya kapal isap atas nama PT. riyoto tin (riyoto diambil dari nama anak eko yaitu rina, yos dan cipto) mendapat saham dan fee dari cukong cakarta di bawah bendara oso group milik oesman sapta…hancur babel kalau dipimpin gubernur yang korup…
    kita harap pak ahok berani melawan..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here